Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Kitab Suci Injil yang Ada Hingga Kini

Kitab Suci Injil yang Ada Hingga Kini



Kitab Suci Injil yang Ada Kini

Injil kitab samawi yang turun -sebelum Alquran- kepada nabi Isa putra Maryam as masih ada hingga kini, sebagai tali penting yang menyambung antara umat Sang Nabi Penutup saw dan para nabi yang telah datang sebelum beliau. Di dalam Islam, sumber utama bagi ajarannya adalah Alquran, kitab yang menjadi muhaimin atau parameter kebenaran dan kebatilan. Maka apabila sebuah pesan dari suatu kepercayaan atau ajaran, jika sesuai atau tidak bertentangan dengan Alquran maka itu adalah kebenaran. Jika tidak, maka itu bukan kebenaran.

Seperti yang Alquran sendiri ungkapkan dalam surat ash-Shaff ayat 6, firman Allah:

وَ إِذْ قالَ عيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يا بَني إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْراةِ وَ مُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Hai Bani Isra’il, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).

Dua perkara yang disampaikan oleh ayat Alquran tersebut; yang pertama bahwa Isa al-Masih membenarkan Taurat yang turun sebelum Injil kepada nabi Musa as. Yang kedua, mengabarkan tentang kedatangan seorang rasul Allah sesudahnya, nabi Muhammad saw. Lalu disampaikan dalam QS: al-Maidah 48 tentang apa yang turun kepada Rasulullah Sang Nabi Penutup saw, bahwa:

وَ أَنْزَلْنا إِلَيْكَ الْكِتابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتابِ وَ مُهَيْمِناً عَلَيْهِ

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, sedang kitab ini membenarkan dan menjaga kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya.. Salah satunya adalah Injil yang disebut dalam QS: Al Imran 3.

 

Sekilas tentang Kitab Suci Injil

Kaum Nasrani meyakini bahwa kitab suci adalah kumpulan wahyu dari Allah; tentang apa yang telah dan yang akan terjadi, dan memuat nasihat-nasihat bagi seluruh umat manusia di segala zaman. Di dalamnya segala macam tulisan berupa prosa, kisah, hukum, etika, filsafat, peribahasa dan lainnya.

Dikatakan, masa penyusunan Kitab Suci adalah seribu enamratus tahun. Semua penulisnya dari kaum Yahudi, kecuali Lukas yang dipercaya bahwa dia dari Antakya.

Naskah aslinya tidak ada. Tetapi semua yang ada adalah naskah yang diambil dari yang aslinya. Kaum Nasrani percaya bahwa Kitab Suci bersih dari kesalahan. Semua di dalamnya khusus terkait iman dan kehidupan spiritual. Ia adalah kalimah Allah dan prinsip iman serta kehidupan praktis bagi seluruh manusia.

Kitab suci ini terbagi pada dua perjanjian: perjanjian lama dan perjanjian baru. Yang pertama sebagai pengantar bagi yang kedua, dan yang kedua sebagai penyempurna bagi dan lebih penting dari- yang pertama.

 

1-Perjanjian Lama

Kebanyakan ia ditulis dengan bahasa Ibrani. Sebagian pasalnya didapati dengan bahasa Armenia, yang mirip dengan Ibrani. Yang ada di kita adalah dari teks Masoret yang dibuat oleh ulama Yahudi di Tiberias abad VI sampai XII masehi.

Kitab ini terdiri dari 39 atau 43-44 safar (kitab) ditambah beberapa safar. Yahudi membagi safar Perjanjian Lama pada tiga bagian: Taurat atau Namus, Para Nabi, dan Kitab-kitab, yang terdapat di perkumpulan pengajar syariat dari berbagai wilayah di Palestina tahun 90 M.

Taurat atau Namus adalah lima safar Musa as, yaitu:

Kitab Kejadian (Genesis/Beresyit).

Kitab Keluaran (Exodus/Syemot).

Kitab Imamat (Leviticus/Wayiqra).

Kitab Bilangan (Numeri/Bemidbar).

Kitab Ulangan (Deuteronomium/Debarim).

Gereja menyebut safar-safar Perjanjian Lama adalah yang ditulis dengan insprirasi (ilham) Ruh Kudus. Karena itu diterima dan masuk dalam golongan kitab suci, kendati terdapat perselisihan antara Perjanjian Lama yang ada pada Yahudi dan yang dibenarkan oleh gereja. Perselisihan ini terjadi di kalangan para teolog Yahudi sendiri. Sebagian mengatakan bahwa Ruh (yakni ruh Allah yang menghidupkan) tidak turun kepada seorang pun sejak kegaiban para nabi akhir. Kelompok lainnya berpegangan pada berlanjutnya wahyu, yang diikuti gereja bersandar pada kesaksian al-Masih as dan para rasul.

Gereja juga berpegangan pada Septuaginta (sebuah terjemahan Alkitab Ibrani yang bermula tahun 250 dan berakhir sekitar tahun 150 SM, atas perintah Ptolemaios Philadelphos yang memerintah Mesir tahun 280 SM). Ialah terjemahan Yahudi Iskandaria bagi Perjanjian Lama ke bahasa Yunani.

Para pemuka gereja meyakini bahwa Perjanjian Lama adalah kitab samawi yang diwahyukan, bersandar pada kesaksian al-Masih dan para rasul. Adalah kitab yang diilhamkan, spiritual dan ilahiah.

(bersambung)

 

Referensi:

Al-Husain al-Qurban al-Ladzi Naahu al-Injil/Dr Syaik Kazhim al-Asadi

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Diantara Karomah Imam Ali bin Musa Ar-ridha as
Shalat dan Munajat di Hari Raya Idul Fitri
Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
Kejumudan dan Pencerahan Pemikiran dalam Perspektif Muthahhari
Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Hindu!
Kapankah Istri harus Minta Izin Suami?
IHSAN
15 Tahun Mengkaji, Mahasiswi Jepang Mantapkan Diri Masuk Islam
MAKSUD DARI PENYAKSIAN KALBU ATAU MUKASYAFAH
Teori Filsafat Suhrawardi ‘Cahaya dan Kegelapan’ dan Hubungannya dengan Ma’ad

 
user comment