Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Syarat Pemimpin yang Mumpuni menurut Al-Qur’an

Syarat Pemimpin yang Mumpuni menurut Al-Qur’an

Kali ini kita akan membahas model kepemimpinan Nabi Yusuf as. Seorang pemimpin yang mampu menghadirkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Dimulai dengan kemampuan beliau menafsirkan mimpi sang raja sehingga diberi mandat untuk mengelola Negeri Mesir.

Seperti dalam Firman-Nya ketika menceritakan Nabi Yusuf menafsirkan mimpi,

ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ

“Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” (QS.Yusuf:48)

Nah, bila kita membaca lebih dalam maka akan kita temukan bahwa keberhasilan Nabi Yusuf dalam mengelola Mesir ditunjang dengan beberapa syarat.

Apa saja syarat pemimpin atau pengelola yang mumpuni menurut Al-Qur’an?

1. Keyakinan masyarakat kepada pemimpinnya.

إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang baik.” (QS.Yusuf:36)

2. Kejujuran sang pemimpin.

يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ

“Yusuf, hai orang yang amat dipercaya.” (QS.Yusuf:46)

3. Ilmu yang luas.

عَلَّمَنِي رَبِّي

“Tuhanku mengajarkan kepadaku.” (QS.Yusuf:37)

4. Memiliki Bashiroh, melihat dengan mata hati. Yakni memiliki pandangan dan antisipasi yang tepat terhadap masalah yang terjadi.

قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ

Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu panen hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.” (QS.Yusuf:47)

5. Ketaatan manusia kepadanya.

Karena manusia pasrah dan patuh terhadap penawaran yang disampaikan oleh Nabi Yusuf as kepada mereka.

Itulah beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah kepemimpinan Nabi Yusuf as. Semoga dapat menjadi pegangan para pemimpin dan juga menjadi acuan kita dalam memilih seorang pemimpin.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Kapankah Istri harus Minta Izin Suami?
IHSAN
15 Tahun Mengkaji, Mahasiswi Jepang Mantapkan Diri Masuk Islam
MAKSUD DARI PENYAKSIAN KALBU ATAU MUKASYAFAH
Teori Filsafat Suhrawardi ‘Cahaya dan Kegelapan’ dan Hubungannya dengan Ma’ad
Bagaimana pandangan para ahli tafsir terkait dengan apakah ayat Bismillah merupakan ...
Gibah dan Macamnya
Mengapa Para Nabi Muncul dari Kawasan-kawasan Tertentu?
Indonesia Melakukan Penandatanganan Kerjasama Migas dengan Iran
Dahsyatnya Berbaik Sangka kepada Allah swt

 
user comment