Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Apakah Al-Qur’an Membenarkan Kandungan Taurat dan Injil?

Apakah Al-Qur’an Membenarkan Kandungan Taurat dan Injil?



Di dalam Al-Qu’ran al-Majid, kita jumpai redaksi ayat yang menyatakan bahwa al-Qur’an membenarkan muatan kitab-kitab sebelumnya.

Di dalam surah al maidah (5), ayat 48 disebutkan, “dan kami turunkan keadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran dengan membenarkan apa yang telah di turunkan sebelumnya, yaitu kitab–kitab (yang di turun kan sebelumnya)…..

Perintah ini telah menyebabkan sekelompok muballigh Yahudi dan Masehi memasukkan ayat ini sebagai bukti tertulis atas tidak terjadinya penyimpangan dan distorsi (tahrif) terhadap kitab Taurat dan Injil. Mereka berkata, “Kitab Taurat dan Injil pada masa Nabi Saw tentu saja tidak memiliki perbedaan dengan Taurat dan Injil hari ini. sekiranya terjadi distorsi dalam Taurat dan Injil, tentu saja bertalian dengan masa sebelumnya. Dan karena Al-Qur’an menyatakan validitas Taurat dan Injil pada masa Nabi Saw, dengan demikian Muslimin harus mengakui secara resmi bahwa Taurat dan Injil ini merupakan kitab-kitab samawi yang tidak terjamah oleh campur -tangan manusia.”

Banyak ayat Al-Qur’an yang memberikan kesaksian bahwa tanda-tanda Nabi Saw dan ajarannya terdapat di dalam kitab-kitab yang telah terdistorsi (muharraf) di tangan Yahudi dan Nasrani pada masa itu. Sebab tentu saja, distorsi kitab-kitab samawi ini bukan berarti bahwa seluruh kitab kitab yang ada adalah batil dan bertentangan dengan realitas yang ada. Melainkan sebagian kandungan Taurat dan Injil yang asli masih terdapat di sela-sela kitab ini, dan tanda-tanda kenabian Nabi Saw Masih dapat ditemukan kitab-kitab samawi yang berada di tangan Yahudi dan Nasrani ini.

Dengan demikian, kemunculan Nabi Saw dan kitab samawinya secara praktis membenarkan seluruh tanda-tanda kenabian Nabi Saw tersebut, lantaran sesuai dengannya.

Oleh karena itu, makna penegasan Al-Qur’an tentang Taurat dan Injil adalah karakteristik Nabi Saw dan AlQur’an,  serta tanda-tanda yang dimilikinya sesuai dengan apa yang terdapat dalam Taurat dan Injil.

Penggunaan kosa kata tashdiq (membenarkan) dalam makna muthabagah (harfiyah) dapat juga ditemukan dalam ayat-ayat lain. Misalnya, di dalam surat Ash-Shaffat [37], ayat 105 yang ditujukan kepada nabi Ibrahim, disebutkan, “Qad shaddaqta(r) ru’ya (sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu)”. Maksudnya adalah, bahwa perbuatanmu sesuai dengan kebaikan yang engkau lihat. Di dalam surat Al-A’raf ayat 157 disebutkan, “[Yaitu] orang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi [namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada sisi mereka….”. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sifat-sifat yang terdapat dalam diri beliau sesuai dengan apa yang dijumpai dalam Taurat.

Secara umum, ayat-ayat yang telah disebutkan di atas telah menjelaskan sikap Al-Qur’an berkenaan dengan Taurat dan Injil, dan bahwa tanda-tanda kebenaran Nabi Saw terdapat di dalam kedua kitab samawi itu. Akan tetapi, hal itu tidak menunjukkan kebenaran seluruh kandungan Taurat dan Injil. Karena, selain itu masih terdapat banyak ayat yang menyebutkan realita distorsi yang telah dialami oleh kedua kitab itu. Dan hal ini merupakan saksi hidup atas kepicikan klaim di atas.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

MENGENAL NAFS (I)
Dengan siapakah Habil dan Qabil menikah?
Semerbak Harum Mahdi as (Bagian kesembilanbelas)
Mengapa Qabil membunuh Habil?
Apakah Bunda Imam Mahdi Ajf juga tergolong maksum?
Aku Lebih Baik dari Dia
Diantara Karomah Imam Ali bin Musa Ar-ridha as
Shalat dan Munajat di Hari Raya Idul Fitri
Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
Kejumudan dan Pencerahan Pemikiran dalam Perspektif Muthahhari

 
user comment