Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Kesabaran Doa Nabi Zakaria

Kesabaran Doa Nabi Zakaria



Doa adalah senjatanya orang mukmin. Kalimat tersebut

tak lagi asing di telinga kita. Dalam keterangan lain

bahkan disebutkan, doa ialah sesuatu yang

disyari’atkan oleh Allah SWT lewat firmannya:

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepadaKu, niscaya

akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang

yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk

neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Q.S Ghafir:

60).

Doa dianalogikan dengan sebuah “senjata” sedangkan

kata “senjata” dapat  dipahami dengan alat yang lazim

digunakan untuk perlawanan musuh atau menyelamatkan

diri. Maka jelaslah bahwa doa ialah kunci kebaikan dan

keselamatan orang mukmin.

Bahkan dalam suatu hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:  

“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah (dengan

berdoa), maka Allah marah kepadanya.”

Jelas hal ini menjadi sebuah pembeda antara Allah

dengan makhlukNya. Bila seorang manusia terus-menurus

dipinta, ia akan balik marah. Tetapi jika Allah tak

dipinta,  justru Ia akan marah.

Berbicara tentang berdoa, tentunya berdoa memiliki

tatacara yang mesti dilaksanakan, diantaranya yaitu,

hendaklah berdoa diiringi kesabaran, bersungguh-

sungguh, tidak tergesa-gesa dan dengan suara yang

lemah lembut (tenang). Berdoa seperti itu, adalah cara

berdoa yang dicontohkan oleh Nabi Zakaria As.

Nabi Zakaria adalah seorang nabi yang diutus Allah,

yang tidak memiliki keturunan hingga usia telah senja.

Lantaran istrinya mandul. Sebenarnya sejak memasuki

gerbang pernikahan pun beliau sudah mendambakan

kehadiran seorang putera. Tapi apa daya hingga

rambutnya beruban, tulang belulangnya melemah,

keinginannya belum jua terpenuhi.

Walau demikian, Nabi Zakaria tidak pernah putus asa

untuk selalu meminta dan berdoa. Ia yakin, sekalipun

istrinya juga sudah tua renta bahkan seorang yang

mandul, jika Allah menghendaki, niscaya mereka akan

dikaruniai anak juga.

Hingga pada suatu hari, masuklah Nabi Zakaria menemui

keponakannya, Maryam, yang selalu menyepi dalam mihrab

(tempat shalat). Beliau mendapati buah-buahan musim

panas di kamar Maryam, padahal saat itu tengah musim

hujan. Nabi Zakaria bukan main herannya. Sebab,

setahunya Maryam sepanjang waktu selalu bersujud

kepada Allah dan tidak diperbolehkan seorang pun masuk

kecuali ia dan Maryam.

Karena heran, ia tak tahan untuk tak bertanya.

“Dari mana kau mendapatkan semua rezeki ini?”tanya

Nabi Zakaria dengan heran.

“Dari Allah SWT,” jawab Maryam. “Dia memberi rezeki

kepada siapa saja yang dikehendakin-Nya,” sambung

Maryam.

Hati Nabi Zakari merasa dipenuhi keyakinan yang

tinggi, bahwa Allah maha kuasa, tiada yang mustahil

bagiNya.

Sebenarnya ada kehawatiran yang berlebih di hati nabi

Allah itu, ia menghawatirkan siapa yang akan

menggantikan dakwah sepeninggalannya nanti. Sehingga

walaupun keadaannya begitu, Nabi Zakaria tetap

menyimpan keinginan untuk memiliki keturunan yang akan

mewarisi keilmuannya, pun yang akan meneruskan

perjuangannya menyerukan kebenaran.

Dan nabi Zakaria pun kembali berdoa memohon dikaruniai

seorang putera. Ia begitu sabar meminta walaupun sadar

bahwa menurut hukum adat hal demikian sulit untuk

terjadi. Tapi berkat kesabaran, keyakinan, dan

kesungguhannya, Allah mengabulkan doanya.

Atas kuasa Allah, Nabi Yahya pun kemudian terlahir

dari rahim istrinya. Ini bukti nyata bahwa doa mampu

mendobrak ketidakmungkinan.

Lantas doa apa yang telah kita langitkan hari ini?

Sebarapa  sabarkah kita menanti doa terkabul?

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Mengapa Qabil membunuh Habil?
Apakah Bunda Imam Mahdi Ajf juga tergolong maksum?
Aku Lebih Baik dari Dia
Diantara Karomah Imam Ali bin Musa Ar-ridha as
Shalat dan Munajat di Hari Raya Idul Fitri
Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
Kejumudan dan Pencerahan Pemikiran dalam Perspektif Muthahhari
Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Hindu!
Kapankah Istri harus Minta Izin Suami?
IHSAN

 
user comment