Indonesian
Tuesday 14th of May 2024
0
نفر 0

IHSAN

Makna filosofis dari melihat adalah menyatunya antara subjek yang melihat dan objek yang dilihat. Itu mungkin sebabnya sehingga ihsan ditempatkan pada hirarki yang paling tinggi setelah iman dan Islam. Karena hanya dengan iman dan Islam-lah seseorang bisa melihat-Nya dengan jelas di semua hal dan di semua keadaan. Bukankah Dia sendiri yang telah berfirman: “Kursi-Nya meliputi seluruh langit dan bumi.” (2:255) Atau: “Kemana saja engkau menghadap maka di sanalah Wajah-Nya.” (2:115)

Nah, ketika ihsan juga bermakna kebaikan, berarti kebaikan yang dimaksud bukan hanya perbuatan lahiriahnya, tapi juga termasuk perbuatan batin yang mendasari perbuatan lahiriah tersebut. Yaitu, bahwa yang dilihat mata lahir adalah makhluk, tapi yang dilihat mata batin adalah Khaliq. Sehingga yang dilihat mata lahir ialah benda-benda yang banyak, terpisah-pisah dan mandiri. Tapi yang dilihat mata batin ialah satu kesatuan; satu kesatuan di antara sesama benda-benda itu, dan satu kesatuan antara benda-benda itu dan Khaliqnya. Namanya tauhid penciptaan.

Dalam Alquran, ihsan umumnya digunakan dalam pengertian bakti kepada orang tua, dan disusulkan setelah larangan mempersekutukan Allah (2:83, 4:36, 17:23, 46:15). Dan tentu cakupan serta nilai kebaikan kepada orang tua harus lebih besar ketimbang kepada manusia yang lain.

Sementara dalam kehidupan masyarakat, perintah ihsan diletakkan menyusul perintah menegakkan keadilan. Artinya, nanti disebut ihsan manakala perbuatan baik itu didahului oleh tegaknya keadilan. Perbuatan baik tanpa keadilan hanyalah topeng belaka untuk mengecoh anggota masyarakat.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَآىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kalian dapat mengambil pelajaran." (QS. 16:90)

*Muhammad Rusli Malik
(Penulis Tafsir Al-Barru)

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Korupsi Waktu dalam Pandangan Islam
Ujian dan Pertolongan dari Allah bagi Para Kekasih-Nya (2)
Anak-anak Suriah Peringati Hari Asyura
Adzan untuk Orang Mati dan Bayi
Imbalan Menggunakan Karunia di Jalan Tuhan
SAYYIDINA HUSAIN BIN ALI, PEMIMPIN PARA SYUHADA
Apakah yang dimaksud dengan manusia diuji dengan kekurangan harta (kekurangan hasil ...
Sejarah Imam Ali AS (Bagian 2)
Kedudukan Imam dalam Masyarakat
Takfiri dan Penghancuran Pemakaman Baqi

 
user comment