Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Benarkah Shalat Peserta Konferensi Persatuan Islam di Tehran Pisah-pisah?

Benarkah Shalat Peserta Konferensi Persatuan Islam di Tehran Pisah-pisah?

Menurut Kantor Berita ABNA, situs berita fimadani.com menurunkan berita "Muktamar Persatuan Sunni-Syiah tapi Shalatnya Pisah-pisah" selasa [20/1]. Dalam berita tersebut, redaksi Fimadani menulis berita yang mengkaitkan dengan Konferensi Internasional Persatuan ke-28 yang dihadiri 600 tokoh Islam Sunni dan Syiah dari 69 negara dunia yang berlangsung selama dua hari di Tehran ibu kota Republik Islam Iran, 7-9 Januari 2015 bertepatan dengan 15-17 Rabiul Awal 1436 H, dan menyebut pada sesi shalat berjama'ah, kelompok Sunni dan Syiah malah membuat jama'ah shalat sendiri-sendiri yang justru bertentangan dengan tema Konferensi yang mengusung persatuan Islam.

Berita tersebut dilengkapi dengan foto shalat berjamaah yang terdiri jamaah sunni dan syiah dengan imam shalat masing-masing. Sayangnya, foto yang ditampilkan yang menguatkan klaim mereka shalat jama'ah peserta Konferensi tersebut terpisah antara jamaah Sunni dan Syiah bukan bersumber dari kegiatan Konferensi tersebut melainkan berasal dari acara lain, yang tidak ada kaitannya dengan Konferensi Persatuan Islam yang berlangsung di Tehran.

Foto shalat berjama'ah terpisah tersebut, adalah rangkaian dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang berlangsung di Masyhad, selasa [6/1] oleh ulama Sunni dan Syiah se Iran yang bertemakan "Rahmatal lil ‘Alamin". Shalat terpisah tersebut pertama kalinya terjadi dalam satu konferensi bersama ulama Sunni dan Syiah, yang meskipun disayangkan sejumlah ulama besar Iran lainnya, namun dengan pandangan positif bisa disebutkan, meski menyelenggarakan shalat secara terpisah sekalipun, jama'ah Sunni dan Syiah di Iran tetap bisa menjalin kehidupan yang harmonis dan saling berinteraksi dengan baik.

Persatuan tidaklah dimaknai bahwa masing-masing kelompok harus meniadakan kekhasan masing-masing dan menyatukan pendapat dan keyakinan. Melainkan dimaknai sebagai upaya saling memahami satu sama lain dan saling berinteraksi dan bekerjasama dengan baik meskipun memiliki perbedaan satu sama lain, bukan saling mengusik dan mengkafirkan hanya karena berbeda pandangan dalam memahami nash-nash Islam.

Penyelenggaran shalat terpisah tersebut, bahwa meski diimami berbeda namun tetap menghadapi ke arah kiblat yang sama, menyembah dan membesarkan Tuhan yang sama. Bukankahkah jutaan muslim Syiah yang menunaikan umrah dan haji juga mengikuti shalat jamaah di Haramain yang diimami ulama Ahlus Sunnah dan tidak membuat jama'ah sendiri secara terpisah?. Ulama Syiah atau tamu-tamu kehormatan Negara yang bermazhab Syiah ketika shalat di masjid Istiqlal Jakarta, juga ikut menjadi makmum dari imam besar Masjid Istiqlal yang bermazhab Ahlus Sunnah.

Belum lagi shalat jama'ah Sunni dan Syiah dalam satu jamaah yang berlangsung di Mesir, Suriah, Lebanon, Sudan dan negara-negara Islam lainnya, Ini menunjukkan, tulisan redaksi Fimadani yang menyebutkan alasan adanya shalat terpisah tersebut, dengan menulis, "Hal ini terjadi karena orang Islam yang bersedekap tidak mau berimam dengan Imam Syiah, demikan pula orang Syiah yang tidak bersedekap tidak bakalan mau berimam dengan imam orang Islam yang tidak mengimani adanya 12 imam yang katanya ma'shum." terlalu mengada-ngada dan tidak sesuai dengan fakta.

Sangat disayangkan, redaksi Fimadani menuliskan kalimat tersebut justru pada akhir tahun 2014 dua konferensi persatuan Islam Sunni-Syiah terselenggara secera berentetan dalam selang waktu hanya beberapa hari, di kota Qom Republik Islam Iran yang dihadiri 350 ulama Sunni-Syiah dari 80 negara dan kota Kairo Mesir yang diselenggarakan oleh Universitas al Azhar yang mempertemukan 600-an ulama lintas mazhab dan agamawan lain dan menyatakan tekad bersama menghadapi paham takfiri dan ekstrimisme yang mengatasnamakan agama. Yang justru sebagai media berita-berita dunia Islam, fimadani.com semestinya memuat dan memberitakannya, namun tidak mendapat ruang pemberitaan sama sekali.

Namun oleh segelintir pihak yang tidak menghendaki Sunni dan Syiah bersatu dan mewujudkan persatuan Islam, menyalahgunakan foto tersebut dan menyebarkan propaganda dusta. Penyebaran foto shalat terpisah dan mengkaitkannya dengan Konferensi Persatuan Islam di Tehran adalah upaya untuk menggagalkan misi persatuan ummat. Fimadani.com diantara media provokatif dan penyebar berita dusta tersebut, yang kemudian dishare secara massif dan tidak bertanggungjawab.

Berikut adalah foto penyelenggaraan shalat berjamaah dalam rangkaian acara Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-28 di Tehran, 7-9 Januari 2015 yang juga dihadiri oleh sejumlah delegasi dari Indonesia.

Shalat jama'ah yang diimami Ayatullah Muhsin Araki, ketua Lembaga Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam.

 


source : www.abna.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

AS Dianggap Aktor Utama Kehadiran ISIS di Timteng
Jangan Biarkan Terjadi, Islam dan Al-Qur’an Kelak Tinggal Nama
Pasang Bendera "Ya Hussein", 5 Warga Saudi Dipenjara 21 Tahun
Klaim Aksi Mendemo Ahok Didukung Erdogan, Dubes Turki Membantah
Belum Terima Trump Jadi Presiden, Demo Meluas di Amerika
Jakarta; Tuan Rumah Seminar “Moderasi dalam Al-Quran dan Sunnah”
Ahok Divonis 2 Tahun Tahanan, Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Hormati Putusan Majelis ...
Musuh Ingin Sulut Perang Sektarian di Negara Ini
Peziarah Iran di Samara Menjadi Target Bom Kelompok Teroris
Ormas Ahlulbait Indonesia Gelar Aksi Dukung Kemerdekaan Palestina

 
user comment