Indonesian
Friday 19th of April 2024
0
نفر 0

Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya

Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya


Zuhri salah seorang sahabat Imam Sajjad as berkata tentang beliau:
“Pada hakikatnya saya tidak pernah melihat seorangpun yang lebih baik dari Ali bin Husein as. Demi Allah! Jarang orang yang saya kenal yang bisa menyembunyikan kecintaannya padanya, atau bila musuhnya, sedikit juga yang menunjukkan permusuhannya secara terang-terangan. Aku tidak pernah melihat seseorang menyembunyikan kebesaran Imam Sajjad. Perilakunya sedemikan rupa sehingga membuat orang lain iri. Imam Sajjad bersikap sedemikian rupa kepada para musuhnya sehingga membuat mereka malu atas perbuatannya.”
 
Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya
Lelaki itu adalah salah satu pemuka daerah Balkh. Biasanya setiap tahun dia selalu pergi menunaikan ibadah haji. Setiap kali datang untuk menziarahi makam Rasulullah Saw di Madinah, dia juga datang mengunjungi Imam Sajjad as dan membawa hadiah untuk beliau serta menanyakan keadaan dan kembali lagi ke daerahnya.

Suatu hari istri lelaki ini berkata, “Bagaimana mungkin setiap tahun engkau membawa dan memberikan hadiah untuk Ali bin Husein as, sementara dia tidak pernah memberikan hadiah kepadamu sebagai imbalannya?”
Lelaki itu berkata, “Beliau ini adalah maula kita dan putra Rasulullah Saw. Aku berkewajiban untuk menghormatinya dan tidak berharap atas hadiah-hadiah yang aku berikan kepadanya.”

Tahun berikutnya lelaki Balkh ini menunaikan ibadah haji lagi dan pergi menemui Imam Sajjad as.
Imam Sajjad as mengajak lelaki ini ke rumahnya dan makan bersama.

Imam Sajjad as membawa ember dan kendi. Lelaki itu bangkit dan mengambil kendi tersebut supaya Imam Sajjad mencuci tangannya. Namun Imam Sajjad berkata, “Hai hamba Allah! Engkau adalah tamuku, bagaimana aku akan mengizinkan engkau menyiramkan air ke tanganku?”

Lelaki itu berkata, “Aku menyukainya wahai maulaku. Izinkan saya untuk melakukannya dan ini menjadi kebanggaan bagiku.”
Imam Sajjad as berkata, “Baiklah. Kalau begitu sebagai ganti dari pengabdian ini, aku akan memberikan sesuatu padamu sehingga menyenangkanmu.”
Lelaki Balkh ini menyiramkan air sampai sepertiga dari ember itu penuh. Imam Berkata, “Apa yang engkau lihat dalam ember ini?”
Lelaki itu berkata, “Saya melihat air.”

Imam Sajjad as berkata, “Lebih jelilah! Apa yang engkau lihat adalah yakut merah.”
Lelaki itu memandang ember. Dia tidak percaya. Tapi kenyataannya dalam ember itu ada yakut merah.
Imam Sajjad as berkata, “Siramkan air.”

Lelaki itu menyiramkan air ke tangan Imam Sajjad as sampai sepertiganya lagi dari ember itu penuh dengan yakut hijau.
Imam Sajjad kembali berkata, “Siramkan air.”

Lelaki itu menyiramkan air ke tangan Imam Sajjad sampai ember itu penuh. Namun kali ini penuh dengan mutiara putih.
Imam Sajjad as tersenyum dan berkata, “Hai lelaki! Setiap kali engkau datang engkau selalu membawa hadiah untukku. Namun aku tidak punya sesuatu yang sejajar dengan hadiah-hadiahmu. Namun sekarang ambillah permata-permata ini dan berikanlah kepada istrimu dan mintakan maaf dari kami.”

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Tempat Kelahiran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Menyingkap Keperibadian hazrat Zainab (A.S)
Akhlak dan Ilmu Akhlak
AlQuran Bukan Produk Budaya
Mengenal Peristiwa Mubahalah
3 Tips Al-Qur’an agar Doa Cepat Terkabul
Filosofi Peringatan Acara Hari Ketiga, Ketujuh, Keempat Puluh dan Haul Kematian
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2
Tanya Jawab mengenai Syafaat dalam Al-Quran
Mengapa Abdul Mutthalib memberikan nama anaknya dengan nama Abdul Uzza?

 
user comment