Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Imam Ali bin Musa Ridha, dialog itrah

Imam Ali bin Musa Ridha, dialog itrah

Ibu beliau as adalah Taktam, seorang wanita mulia, shaleh, taat, ahli ibadah, utama akalnya, dan karena pribadinya beliau digelari Athahirah [wanita suci], selama 35 tahun imam Ridha as hidup dibawah bimbingan ayahnya yakni Imam Musa as Kadzim as, jadi Imam Ridha memang dipersiapkan untuk mengemban amanah keilmuan islam sehingga nantinya bisa menjadi sumber rujukan bagi umat dalam banyak masalah khususnya masalah keagamaan, serpeti itulah seorang Imam, dia adalah manusia yang bertugas untuk menjaga agar ajran Islam teta berada direll yang seharusnya tidak berubah arah atau menyeleweng sedikit pun.

Hidup diera yang cukup maju dimana dunia pencatatan dan penulisan sudah begitu pesat berkembang , pada masa ini hidup juga Imam Syafi’i salah satu ualam yang memiliki nama besar dikalangan ahlu sunnah, ulama yang dibesarkan oleh kondisi politik, dikenal karena poisis politik yang mendukung, selain itu dijaman itu juga hidup Malik bin Annas, At Tsauri, As Syaibani dan ulama-ulama besar pengetahuan islam lainya, kondisi khusus yang menuntut beliau juga berkiprah dalam hal yang sama, karena inilah maka banyak tulisan-tulisan yang dinisbatkan sebagai salah satu karya beliau, tentu bukan tulisan tangan beliau tapi sekumpulan pengetahuan yang diambil dari ucapan-ucapan beliau. untuk sekilas memahami kedalaman ilmu beliau mari kita simak Petikan dialog Imam Ridha as masalah itrah

Imam Ridha AS adalah putera kepada Imam Musa al-Kazim AS bin Ja'far al-Sadiq AS bin Muhammad al-Baqir AS bin Ali Zainal Abidin AS bin Husain AS bin Ali AS bin Abi Talib telah menghadiri satu majlis yang diadakan oleh al-Makmum di Marvi yang dihadiri bersama oleh sekumpulan ulama Iraq dan Khurasan.

Al-Makmum berkata: "Beritahukan kepadaku tentang pengertian ayat....' Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami.....' [Surah al-Fatir:32]

Ulama tersebut menjawab: "Allah Azza Wajalla menghendaki dengan pengertian tersebut ' semua ummah'. Lalu al-Makmun berkata: "Apakah pandangan anda wahai Abul Hasan?"

Maka Imam al-Ridha AS menjawab: "Saya tidak akan berkata sebagaimana mereka itu berkata.

Tetapi saya berkata:

"Allah menghendaki al-Itrah

al-Tahirah [keluarga yang suci]."

Al-Makmun berkata lagi: "Kenapa ianya dimaksudkan dengan al-Itrah bukan al-Ummah?"

Imam Ridha AS menjawab: "Jikalau ianya dimaksudkandengan al-Ummah nescaya semuanya akan berada di syurga  karena FirmanAllah Tabaraka wa Ta'ala: ' Lalu di antara mereka ada yang menganiaya dirimereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antaramereka ada pula yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah, yangdemikian itu adalah karunia yang amat besar.' [Surah al-Fatir:32]

Kemudian dia mengumpulkan semua di syurga. Dia berfirman: '[Bagi mereka] Syurga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka di beri perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.' [Surah al-Fatir: 33]

 Oleh karena itu al-Warithah [warisan] adalah untuk al-Itrah al-Tahirah dan bukannya orang lain."

Al-Makmun bertanya: "Siapakah al-Itrah al-Tahirah?"

Imam Ridha AS menjawab:

" al-Itrah al-Tahirahialah orang yang telah disifatkan oleh Allah Azza wa-Jalla di dalam kitabNya:

"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai

Ahlul Bayt dan menyucikan kamu dengan sebersih-bersihnya."[Surah al-Ahzab:33]

        Mereka itulah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAAW dan keluarganya:

" Aku tinggalkankepadamu: Thaqalain [dua perkara berharga] Kitab Allah dan Ahlul Baytku,sesungguhnya kedudukannya tidak akan berpisah, sampai bersama-sama mengunjungiku di al-Haudh. Dan perhatikanlah bagaimana kalian menjaga kedua-duanyasepeninggalanku itu.' Wahai manusia! Anda tidak dapat mengajar mereka karena mereka lebihalim dari kalian."

Ulama berkata: " Beritahukan kepada kami wahai Abul Hasan tentang al-Itrah, adakah mereka Al [keluarga] atau bukan Al [keluarga]?"

Imam Ridha AS menjawab:" Mereka adalah Al [keluarga]"

Ulama berkata: " Di sana terdapat riwayat dari Rasulullah SAAW  bahwa beliau bersabda: " Umatku adalah keluargaku dan mereka itu adalah sahabatku." Riwayat tersebut banyak dan jadi tidak bisa dinafikan lagi, keluarga Muhammad adalah umatnya."

Abul Hasan AS menjawab: "Beritahukan kepadaku, adakah sadaqah itu diharamkan untuk keluarga Rasulullah SAAW?"

Mereke menjawab: " Ya".

Beliau berkata: "Oleh karena itu hal itu diharamkan bagi ummah?"

Mereka menjawab:"Tidak ".

Beliau berkata: " Inilah perbedaan di antara Al dan Ummah." Sayang sekali! Dimanakah kedudukan kalian?Maka apakah kami akan berhenti menurunkan al-Qur'an kepadanya, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?" (al-Zukhruf: 5). Tidakkah kalian megetahui  bahwa al-Wirathah [warisan] dan al-Tahirah [kesucian]  telah berlaku di atas orang yang terpilih [istafaina] yang mendapat petunjuk dan bukan selain dari mereka?"

Mereka berkata: "Dari manakah anda mengambilnya wahai Abul Hasan?"

Dia menjawab:

"ia dari firman Allah Azzawa-Jalla: " Dan sesungguhnya Kami telah  mengutus Nuh dan Ibrahim dankami menetapkan keturunan keduanya [sebagai jalur] kenabian [al-Nubuwwah] dan [penerima] al-Kitab,maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara merekayang fasiq( al-Hadid: 26). Maka jadilah Wirathah al-Nubuwwah dan al-Kitabbagi al-Muhtadin [orang yang mendapat petunjuk] dan bukan orang-orang yangfasiq. Tidakkah anda mengetahui  bahwa apabila Nuh memohon kepada Tuhannya," Beliau berkata: " Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku,dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakimyang seadil-adilnya." (Hud: 45) Allah Azza wa-Jalla telah berjanji kepadanya

supaya beliau sendiri melepaskan dirinya dan keluarganya. Maka Allah berfirman:

"Hai Nuh, dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan),

Sesungguhnya perbuatan-perbuatannya yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya.

Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orangyang tidak berpengetahuan " (Hud: 46).

Kemudian al-Makmun berkata: "Adakah Allah melebihkan al-Itrah ke atas sekalian manusia?"

Lantas Abul Hasan AS menjawab: "Sesungguhnya Allah Azza wa-Jalla telah melebihkan al-Itrah ke atas sekalian manusia di dalam KitabNya."

Al-Makmun bertanya: "Ayat manakah di dalam Kitab Allah itu?"

Imam al-Ridha AS menjawab:

"Sesungguhnya Allahtelah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segalaummat (di masa mereka masing-masing), (iaitu) satu keturunan yang sebahagiannya(turunan) dari yang lain " (al-Imran: 33-34) Dan Allah Azza wa-Jalla berfirmandi tempat yang lain, ' Ataukah mereka dengki kepada (sebahagian) manusia

(Muhammad dan keluarganya) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada

mereka itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada

keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya mulkan aziman

(al-Nisa: 54) Kemudian Dia berfirman kepada seluruh Mu'minin: " Hai

orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil

amri di antara kamu [al-Nisa: 59"]

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Husain As dalam Pandangan Ahlusunnah
Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Bagaimana mukjizat itu dapat didefinisikan dan dibuktikan?
Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin
Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi dan sains
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji

 
user comment