Indonesian
Saturday 20th of April 2024
0
نفر 0

Timnas Indonesia Spesialis Pemersatu Bangsa

Timnas Indonesia Spesialis Pemersatu Bangsa

Lagi, timnas Indonesia gagal meraih juara Piala AFF. Itu setelah, pada partai final AFF Suzuki Cup 2016 tim Garuda harus mengakui keunggulan tim kuat Thailand dalam dua leg dengan agregat skor 3-2. Dengan demikian, ini untuk kelima kalinya Indonesia menjadi runner-up di ajang tersebut.

Sebaliknya, ini menjadi gelar kelima Thailand di Piala AFF. Praktis, Indonesia kini menyandang status spesialis nyaris juara di ajang sepakbola tertinggi Asia Tenggara itu. Pasalnya, tim Merah Putih adalah tim terbanyak yang mengoleksi runner-up di ajang tersebut. Namun begitu, ada satu hal yang membanggakan selama timnas Indonesia berkiprah di AFF Suzuki Cup 2016.

Adalah semangat Bhinneka Tunggal Ika yang berhasil dibangkitkan Boaz Solossa dan kawan-kawan. Seperti diketahui, para pemain timnas Indonesia berasal dari berbagai macam suku dan agama. Itu seperti gambaran nyata dari makna Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu.

Tak peduli asal mereka dari mana, yang ada di hati mereka hanya satu yaitu membawa Indonesia ke posisi tertinggi di AFF Suzuki Cup 2016. Tentunya kita tak lupa bagaimana dukungan melimpah yang diberikan masyarakat Indonesia terhadap skuat asuhan Alfred Riedl ini.

PIALA AFF: Edy Siap Disalahkan Atas Kegagalan Timnas Indonesia Mulai dari rela mengantre tiket hingga menginap di loket dan berdesak-desakan, sampai bersorak lantang bersatu mendukung skuat Garuda berlaga di stadion. Semangat itu juga terlihat ketika timnas Indonesia bertanding di Manila dan Bangkok sepanjang AFF tahun ini.

Para penonton yang berasal dari berbagai suku dan agama itu bersatu atas nama bangsa Indonesia. Para pemain pun semakin terlecut semangat mereka untuk memberikan yang terbaik di tengah keterbatasan yang ada.

Mengapa terbatas? Masih hangat di ingatan bagaimana proses timnas kali ini dibentuk di tengah turnamen tak resmi di bawah PSSI. Hanya dipersiapkan sekitar tiga bulan, adanya pembatasan dua pemain dari setiap klub, dan hanya melakukan empat kali uji coba sebelum AFF. Belum lagi, dua hari sebelum keberangkatan ke Manila, Indonesia
harus kehilangan salah satu pemain andalan Irfan Haarys Bachdim yang terkena cedera parah saat sesi latihan.

Hal itu membuat Indonesia sempat diragukan bisa berprestasi di AFF Suzuki Cup 2016. Namun secara perlahan Andik Vermansah dan kawan-kawan dapat menjawab keraguan itu. Mereka mampu lolos dari grup maut yang dihuni Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina sebagai runner-up . Di partai semi-final, Indonesia mampu menyingkirkan salah
satu favorit lainnya Vietnam.

Semakin tak disangka lagi, mereka mampu menaklukkan Thailand, skor 2-1, pada leg pertama final di Stadion Pakansari, Cibinong, 14 Desember lalu. Padahal pada fase grup A, Thailand mampu unggul 4-2 atas Indonesia.

Itu yang membuat bangsa Indonesia semakin bersemangat dan optimistis Indonesia bakal menghapus dahaga juara tahun ini. Sayang, pada leg kedua Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 2-0, yang membuat kita harus kembali merelakan gelar juara
kembali digenggam Thailand.

Meski gagal, para pemain juga tetap bisa pulang dengan kepala tegak. Karena mereka tetap dianggap sebagai juara oleh bangsa Indonesia meski tanpa mahkota. Karena nilai moral yang mereka tunjukkan lebih berharga dibandingkan hanya sekadar trofi juara.

"Saya pikir piala itu tidak terlalu penting karena piala hanyalah sebuah simbol. Yang terpenting adalah cara kita berjuang, kita semua bekerja sama demi
negeri kita tercinta Indonesia," ucap Stefano Lilipaly, gelandang timnas Indonesia.

"Kita berhasil menyatukan seluruh masyarakat Indonesia bersama dan ini hanya terjadi di sepakbola dan saya sangat bangga akan hal tersebut," tambah gelandang klub SC Telstar itu.

Pernyataan Fano di atas semakin menyadarkan kita bahwa sepakbola memang menjadi alat pemersatu bangsa yang sangat ampuh di tengah mulai lunturnya semangat Bhinneka Tunggal Ika. Hal itu pula yang tampaknya membuat Presiden RI Joko Widodo rela menyempatkan waktunya untuk menerima para penggawa timnas Indonesia di Istana Negara, Senin (19/12) siang. Bonus cukup besar senilai Rp200 juta perpemain pun diberikan sebagai penghargaan dari Pemerintah Indonesia.

Ini menjadi bukti Pemerintah Indonesia sangat berterima kasih dengan perjuangan yang telah dilakukan Boaz Solossa dan kawan-kawan. Akhir kata, tetap semangat Garuda dan terus terbang tinggi mengejar prestasi tertinggi. Karena perjuangan dan kebanggaan akan semakin sempurna jika timnas Indonesia meraih juara.

MUHAMAD RAIS ADNAN

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Pidato Lengkap Imam Khamenei dalam Pertemuan dengan Peserta Kongres Antar Parlemen ...
Majma Jahani Ahlul Bait Sampaikan Ucapan Turut Belasungkawa kepada Ketua Umum DPP ABI
Tidak Ada Masjid Sunni di Tehran adalah Fitnah Keji untuk Mengucilkan Iran
Ukiran Cincin Para Nabi as
Deklarasi Konferensi Internasional Dukungan untuk Intifada Palestina
Bom Meledak Sasar Demonstran, 86 Tewas dan 186 Luka-luka
Revolusi Islam Telah Berikan Identitas dan Independensi Kepada Bangsa Iran
Obat Marah: Membaca al-Quran dan Berwudhu
Bahas Masalah Kebangsaan, Presiden Jokowi Bertemu Habibie dan Try Sutrisno
Sunni-Syiah Peringati Maulid Nabi Saw di Ponpes YAPI Bangil

 
user comment