Indonesian
Tuesday 16th of April 2024
0
نفر 0

Falsafah Hijrah Nabi Muhammad saww

Tepat hari ini Rasulullah saww keluar dari Gua menuju kota Madinah, setelah selama tiga hari berlindung dari kejaran kafir Quraisy. Hijrah Nabi dari Mekah menuju Madinah adalah bukti bahwa masyarakat Mekah menolak dipimpin oleh pemimpin Ilahi sehingga hukum Allah swt tidak bisa ditegakkan, sebaliknya masyarakat Madinah merindukan dipimpin oleh pemimpin Ilahi sehingga secara otomatis hukum Ilahi berjalan dengan sendirinya.
Falsafah Hijrah Nabi Muhammad saww


Tepat hari ini Rasulullah saww keluar dari Gua menuju kota Madinah, setelah selama tiga hari berlindung dari kejaran kafir Quraisy. Hijrah Nabi dari Mekah menuju Madinah adalah bukti bahwa masyarakat Mekah menolak dipimpin oleh pemimpin Ilahi sehingga hukum Allah swt tidak bisa ditegakkan, sebaliknya masyarakat Madinah merindukan dipimpin oleh pemimpin Ilahi sehingga secara otomatis hukum Ilahi berjalan dengan sendirinya.

Ada beberapa faktor yang menentukan terealisasinya hukum-hukum ilahi, diantaranya:
1. Keberadaan pemimpin Ilahi
2. Adanya Undang-undang yang sempurna
3. Keinginan Masyarakat dipimpin oleh pemimpin Ilahi dan syariat ilahiah.

Untuk menjadikan alam semesta ini bersifat “Ilahiah”,  maka ketiga faktor itu harus terealisasi. Untuk itu Allah swt dengan kelembutannya mengutus para nabi dan imam untuk menyempurnakan hujjahnya (argumentasinya) kepada manusia, bahwa Allah swt sudah menyediakan faktor pertama dan kedua telah.

Falsafah hijrah rasul saww dari Mekah, dikarenakan masyarakat tidak mau dipimpin oleh rasulullah saww dan syariat ilahiah, ketika masyarakat tidak mau (faktor ketiga tidak terealisasi), maka secara otomatis hukum-hukum Ilahi juga tidak terealisasi dan peran Rasulullah saww sebagai pengeksekusi Hukum tidak terlaksana.

Namun sebaliknya ketika masyarakat Madinah berbondong-bondong menyatakan keinginannya dipimpin oleh pemimpin Ilahi dan siap mentaati hukum-hukum langit, maka secara otomatis Hukum Ilahi berjalan dan teralisasi.

Jadi, Falsafah mengapa Rasulullah saww melakukan hijrah menuju Madinah, dikarenakan faktor ketiga  yaitu kemauan dan keinginan masyarakat dipimpin dan diatur oleh pemimpin Ilahi dan hukum ilahi, dapat terealisasi di Madinah. Walaupun Hijrah itu harus meninggalkan sang wasyi ditempat tidur sang nabi dengan taruhan nyawa.

Karena tujuan Nabi diutus dan Kitab-kitab langit diturunkan adalah agar masyarakat menegakan keadilan dan mau dipimpin oleh pemimpin adil.

Allah swt berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 25,
لَقَد أَرسَلنا رُسُلَنا بِالبَيِّناتِ وَأَنزَلنا مَعَهُمُ الكِتابَ وَالميزانَ لِيَقومَ النّاسُ بِالقِسطِ
“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-rasul kami dengan nyata, dan kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca, agar manusia menegakan Keadilan”.

Ketika Rasulullah saww melihat faktor ketiga dapat terealisasi dalam diri masyarakat Madinah, maka tanpa menunggu lama Rasulullah saww langsung Hijrah menuju kota Madinah.

Hubungan Hijrah Nabi dengan Ghaibnya Imam Zaman as
Sebab Ghaibnya Imam Mahdi as adalah kelemahan dan kelalaian kita semua, tidak menyiapkan masyarakat “Madani” yang mengundang Rasulullah saww dikarenakan kesiapan mereka dipimpin oleh pemimpin ilahi.

Ketika masyarakat kita seperti orang-orang Madinah, maka kemunculan Al-Mahdi as akan semakin dekat. Namun ketika masyarakat kita seperti orang-orang Mekah yang tidak mau dipimpin oleh pemimpin Ilahi, maka jangan pernah berharap Imam Mahdi as akan muncul ditengah-tengah kita.

Revolusi Islam Iran adalah salah satu contoh mempersiapkan kedatangan Imam Mahdi as, begitupun terbentuknya Hizbullah di Libanon adalah sebagai panitia-panitia kecil penyambut Imam Mahdi as.

Semuanya memiliki tujuan dan capaian yang sama, yaitu mempersiapkan masyarakat yang berkeinginan dipimpin oleh pemimpin Ilahi. Jadi, ketika kita dalam mencari Ilmu, Nafkah, Istri, pekerjaan dan lain sebagainya untuk mempersiapkan kedatangan Imam Mahdi as dengan menyadarkan masyarakat untuk mau dipimpin oleh pemimpin Ilahi, maka kita telah melakukan sebaik-baiknya Ibadah.

Hijrahkan diri kita dari sifat Makiyah menuju Sifat Madaniyah yaitu selalu berusaha selama masih bernafas, untuk selalu mempersiapkan kedatangan Al-Mahdi as ditengah-tengah kita dengan merealisasikan faktor yang ketiga, yaitu keinginan dan kerinduan dipimpin oleh pemimpin Ilahi.

Semoga kita semua mampu menggiring masyarakat menuju kerinduan dan kecintaan dipimpin oleh pemimpin Ilahi.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Keagungan Misi Imam Husein as di Karbala
Belajar Matematika Keadilan Bersama Imam Ali bin Abi Thalib as
Ahlussunnah wal Jama’ah dalam Pandangan Syi’ah
Kisah di Balik Lukisan Terkenal Asyura
Apa arti “Fatimah” itu? Dan mengapa Rasulullah Saw memilih nama ini untuk putri ...
Analisa Mengapa Makmun Membunuh Imam Ridha
Apa Penyebab Wafat Rasulullah saw?
Mengapa Shalat Harus dengan Bahasa Arab?
Membaca Salafi, Wahabi dan Khawarij
Nikmat Tak Terhingga. bag 2

 
user comment