Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Hari Kesyahidan Imam Ali bin Musa Ar-ridha as

Kulaini menyebutkan hari wafat Imam Ridha pada bulan Shafar tahun 203 H ketika menginjak usia 55 tahun.Sesuai dengan pendapat kebanyakan ulama dan sejarawan tahun syahidnya Imam Ridha adalah pada tahun 203 H. Thabarsi mengutip bahwa hari wafat Imam Ridha As jatuh pada akhir bulan Shafar. Terkait dengan usia Imam Ridha, mengingat terdapat perbedaan tahun
Hari Kesyahidan Imam Ali bin Musa Ar-ridha as



Kulaini menyebutkan hari wafat Imam Ridha pada bulan Shafar tahun 203 H ketika menginjak usia 55 tahun.Sesuai dengan pendapat kebanyakan ulama dan sejarawan tahun syahidnya Imam Ridha adalah pada tahun 203 H.  Thabarsi mengutip bahwa hari wafat Imam Ridha As jatuh pada akhir bulan Shafar. Terkait dengan usia Imam Ridha, mengingat terdapat perbedaan tahun kelahiran dan wafatnya, sehingga disebutkan usianya berjarak antara usia 47 sampai 57 tahun. Sesuai dengan pendapat mayoritas ulama yang disebutkan terkait dengan hari kelahiran dan wafatnya, usia Imam Ridha As adalah 55 tahun.
Setelah Ma’mun merasa jenuh dan putus asa membujuk Imam Ali Ar-Ridha as dengan kekuasaan, sementara beliau tetap teguh dan bersih dari kepentingan dunia, Ma’mun senantiasa mencari-cari kesempatan untuk membunuh beliau.

Di Baghdad, orang-orang Abbasiyah mengumumkan pembangkangannya. Lalu mereka membaiat orang-orang kaya sebagai khalifah pengganti Ma’mun, karena kuatir akan berpindahnya kekuasaan dan kekhalifahan ke tangan orang-orang Alawiyah.

Untuk menarik simpati mereka di Baghdad dan tetap mengakuinya sebagai khalifah, Ma’mun merencanakan pembunuhan terhadap Imam. Dia bubuhkan racun ganas di dalam anggur.

Imam as meninggal karena racun itu dan kembali ke haribaan Allah dalam keadaan syahid dan teraniaya.

Imam Ali Ar-Ridha as syahid pada tahun 203 H. dan dimakamkan di kota Thus (Masyhad, Iran).

Sementara itu, Ma’mun menampakkan dirinya sedih di hadapan masyarakat dengan tujuan menepis kecurigaan dan tuduhan mereka terhadapnya. Dia pun ikut serta mengantarkan jenazah suci Imam as dan berjalan tanpa alas kaki sambil menangis.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Husain As dalam Pandangan Ahlusunnah
Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Bagaimana mukjizat itu dapat didefinisikan dan dibuktikan?
Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin
Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi dan sains
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji

 
user comment