Indonesian
Thursday 28th of March 2024
0
نفر 0

90 Ribu Jamaah Haji Meninggal Dunia Di Arab Saudi Dalam Rentang Waktu 14 Tahun

terdapat sebuah dokumen yang menunjukkan ketidakmampuan keluarga Su’ud dalam mengelola dan menjamin keselamatan jiwa para jamaah haji serta meperlihatkan pula bahwa setelah minyak, keluarga Su’ud memanfaatkan ibadah haji sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan politik serta mengekspor pemikiran takfiri-wahabi di kawasan dan seluruh dunia, khususnya dunia Islam.
90 Ribu Jamaah Haji Meninggal Dunia Di Arab Saudi Dalam Rentang Waktu 14 Tahun

 terdapat sebuah dokumen yang menunjukkan ketidakmampuan keluarga Su’ud dalam mengelola dan menjamin keselamatan jiwa para jamaah haji serta meperlihatkan pula bahwa setelah minyak, keluarga Su’ud memanfaatkan ibadah haji sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan politik serta mengekspor pemikiran takfiri-wahabi di kawasan dan seluruh dunia, khususnya dunia Islam.

Pada peringatan tragedi Mina yang digelar pertama kali, harian al Akhbar mempublikasikan sebuah dokumen yang diperolehnya dari Departemen Kesehatan Arab Saudi beberapa pekan lalu dan saat ini masih sementara dikaji.

Dokumen dan pernyataan-pernyataan ini terkait dengan jamaah haji yang meninggal dunia sepanjang 14 tahun lalu, termasuk korban tragedi Mina dan peristiwa jatuhnya crane.

Sudah 93 tahun keluarga Su’ud memegang kebijakan pengelolaan ibadah haji, dengan kata lain Abdul Aziz, perintis keluarga Su’ud, menguasai tanah suci dengan pedangnya dan mengabaikan janji-janjinya kepada kaum muslimin khususnya penduduk Hijaz.

Peristiwa Mina Adalah Salah Satu Di Antara Tragedi Terbesar Dalam Sejarah Haji

Tragedi Mina merupakan salah satu di antara tragedi-tragedi terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan haji dan para pejabat Saudi di tahun-tahun sebelumnya selalu berusaha menyembunyikan ketidakmampuan dan pengelolaan buruk mereka, termasuk pada penyelenggaraan haji tahun lalu dengan cara menutup-nutupi dan mengalihkan persoalan.
Dengan memperhatikan reaksi kebanyakan negara-negara Islam terhadap tragedi Mina, di antaranya Iran yang menanggung kerugian terbanyak dalam tragedi ini serta perilaku para pejabat Saudi, kita menyaksikan bahwa para pejabat terkait Saudi mengumumkan secara resmi jumlah korban meninggal dalam tragedi Mina pada musim haji tahun lalu hanya sebanyak 769 orang dan 694 orang lainnya luka-luka.

Perilaku pejabat-pejabat Saudi ini di sertai pula dengan upaya sabotase guna mencegah keberangkatan seluruh jamaah haji Iran dan sebagian negara-negara lainnya dengan mengurangi kuota haji pada pelaksanaan haji tahun ini, hal ini menyiratkan bahwa Arab saudi dengan suatu tindakan ‘penuh makna’ menentang terselenggaranya acara do’a Kumail serta menolak pelaksanaan ritual Bara’ah terhadap kaum musyrikin khususnya rezim zionis dan guna memuaskan kalangan imperialis dan zionisme internasional, mereka rela menghalangi keikutsertaan jamaah haji dari sebagian negara-negara seperti Iran, Suriah, Yaman dan Lebanon.

Ketakutan Arab Saudi Atas Dilakukannya Investigasi Rill Terkait Dengan Tragedi Mina

Sudah setahun tragedi Mina berlalu namun Arab Saudi tidak berani memenuhi janjinya untuk melakukan investigasi bahkan tidak bersedia bertanggung jawab atas tragedi ini serta meminta maaf kepada kaum muslimin, sehingga ratusan keluarga dari berbagai negara masih menanti kejelasan nasib keluarga mereka serta ingin tahu hakikat peristiwa yang sebenarnya.
Poin yang patut diperhatikan ialah Arab Saudi dengan cepat dan tanpa memperoleh izin dari keluarga jamaah haji, mengubur kebanyakan mereka di tempat-tempat yang tidak di ketahui sehingga mungkin dengan tindakan ini mereka dapat melepaskan diri dari tanggung jawab.

Seharusnya Bertanggung-jawab Malah Menuduh Pihak Lain

Dengan tindakan ini, para pejabat Saudi yang sebelumnya punya kesempatan untuk beristigfar atas ketidakmampuan mereka mengelola haji serta dosa-dosa yang mereka lakukan, telah berubah menjadi “Pelaku kriminal yang sesungguhnya” dan dalam kebuasannya, bukannya meminta maaf kepada para keluarga korban tragedi Mina, dengan tanpa sedikit pun malu, menuduh orang lain sebagai yang bertanggung jawab atas tragedi ini.

Anehnya lagi, tidak kurang dari sepekan pasca tragedi Mina, Salman bin Abdul Aziz dengan melayangkan sebuah pesan kepada Muhammad bin Naif putra mahkota kerajaan Arab Saudi, memberikan ucapan selamat atas apa yang di sebutnya sebagai “Kesuksesan dalam menyelenggarakan manasik haji”.

Satu Orang Pun Pejabat Kementerian Haji Arab Saudi Tidak Ada Yang Diganti

Dengan melihat sikap diam yang mencurigakan sebagian negara-negara yang kebanyakannya mendapat tekanan dari Arab Saudi atas dalih kepentingan bersama dengan Riyadh, tak boleh dilupakan bahwa Arab Saudi bahkan tidak bersedia memecat satu pejabat departemen urusan haji sekalipun dan Bandar bin Hajjar hingga hari ini masih menjadi pimpinan di kementerian haji Arab Saudi, sementara tragedi Mina terjadi beberapa hari setelah jatuhnya crane di Mesjidil haram.

Arab Saudi bukan hanya menolak untuk mengadili dan menjatuhkan sangsi kepada Group Bin Laden, salah satu perusahaan kontraktor terbesar dalam proyek perluasan Mesjidil haram yang ikut bertanggung jawab dalam kasus jatuhnya crane, melainkan memberikan proyek-proyek baru kepada perusahaan tersebut.

Penolakan Arab Saudi Untuk Memberikan Ganti Rugi Kepada Keluarga-Keluarga Korban

Arab Saudi hingga saat ini menolak untuk membayar denda dan ganti rugi kepada keluarga-keluarga korban serta menolak untuk mengakui kelemahan dan pengelolaan buruk serta kelengahan mereka dalam penyelenggaraan ibadah haji dan tidak mengizinkan pula kuburan para korban untuk diketahui, begitupula mereka menghalangi upaya dalam mengunkap hakikat tragedi Mina lantaran mereka berharap dengan berlalunya waktu kaum muslimin akan melupakan tragedi ini.

Al Akhbar dengan mengisyaratkan data departemen manasik haji Arab Saudi yang mereka peroleh dan publikasikan lewat media elektronik menulis, “Dokumen ini mengungkap fakta kelemahan dan ketidakmampuan Arab Saudi dalam mengelola penyelenggaraan ibadah haji dan umrah serta tiadanya transparansi terkait dengan berbagai peristiwa dan tragedi yang terjadi pada musim haji dan umrah di tahun-tahun sebelumnya”.

Di dalam dokumen ini terungkap jumlah orang meninggal sejak tahun 1423 H hingga 1437 H di bawah judul “Jamaah haji seluruh negara meliputi jumlah, nama, identitas, usia dan tanggal meninggal dunia”.

Berdasarkan dokumen 3121 halaman ini, 90.267 jamaah haji dan umrah telah meninggal dunia di tanah suci dan tragedi terbesar yang pernah terjadi adalah tragedi Mina tahun lalu.

Dusta dan Sikap Menutup-nutupi Adalah Strategi Keluarga Su’ud Dalam Beberapa Dekade Terakhir

Dengan meneliti pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Arab Saudi membohongi publik bukan hanya dalam kaitannya dengan tragedi Mina, melainkan upaya menyembunyikan dan terus memunculkan keraguan merupakan strategi-permanen mereka dalam beberapa dekade terakhir guna menutupi kelemahan dan kegagalannya sehingga pengelolaan haji dapat terus-menerus mereka pegang dan sesudah minyak, mereka memperalat haji untuk tujuan-tujuan lainnya seperti memperbesar peran politik mereka di kawasan dan dunia.

Arab Saudi mengumumkan jumlah korban tragedi Mina hanya 769 jamaah haji namun kantor-kantor berita dunia bahkan melaporkan hingga 2221 korban meninggal.

Arab Saudi Memanfaatkan Ibadah Haji Guna Mendapatkan Legalitas Keagamaan

Terdapat banyak pertanyaan di negara-negara Islam terkait dengan kemampuan keluarga Su’ud dalam mengelola urusan Haramain Syarifain serta memberikan jaminan keamanan dan jiwa para jamaah haji Baitullah al Haram dalam penyelenggaraan ibadah haji, kendati demikian Arab Saudi masih saja tetap memanfaatkan apa yang mereka sebut dengan hidmat(memberi pelayanan) kepada Haramain Syarifain dan mereka ingin memanfaatkannya pula untuk memperoleh legalitas keagamaan serta upaya menutupi proses pengembangan pemikiran Wahabi-takfiri di berbagai wilayah Islam serta konspirasi-konspirasi politik mereka.
Adapun pertanyaan pokoknya ialah: Sampai kapan kondisi ini akan terus berlanjut dan kapankah negara-negara Islam akan mengakhiri pengelolaan lemah penyelenggaraan ibadah haji?

Dalam kaitan ini Stephane Dujarric juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) mengharapkan pada musim haji tahun ini, manasik haji dapat terselenggara dalam suasana tenang dan tanpa insiden apapun.


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji
Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa
Kumpulan Fatwa Rahbar Seputar Taqlid
Di manakah letaknya gua Ashabul Kahfi?
Pengorbanan nan Indah di Mata Al-Aqilah
Amalan Hari Raya Idul Ghadir
Studi Kritis Hadits "Berpegangan kepada al-Quran dan as-Sunnah"
Doa Nadi Ali dan kegunaannya

 
user comment