Indonesian
Saturday 20th of April 2024
0
نفر 0

Syaikh Isa Qassim adalam Simbol Perlawanan

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Pendekatan antar Mazhab, Ayatullah Muhsin Araki sebagai pembicara dalam acara seminar Uswah Kefaqihan dan Ketegaran yang ke empat yang diadakan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Tehran, Republik Islam Iran pada rabu (30/12) yang mengkhususkan tema untuk memb
Syaikh Isa Qassim adalam Simbol Perlawanan

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Pendekatan antar Mazhab, Ayatullah Muhsin Araki sebagai pembicara dalam acara seminar Uswah Kefaqihan dan Ketegaran yang ke empat yang diadakan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw  di Tehran, Republik Islam Iran pada rabu (30/12) yang mengkhususkan tema  untuk memberi dukungan terhadap perjuangan revolusi Bahrain yang dipimpin ulama kharismatik Ayatullah Syaikh Isa Ahmad Qassim, sehingga tema seminar yaitu menjadikan ulama pejuang Bahrain tersebut sebagai uswah/keteladanan dalam kefaqihan dan ketegaran berjuang, menyebutkan Syaikh Isa Ahmad Qassim adalah layak menjadi teladan dalam berjuang dan bagaimana menyusun perlawanan dengan cara yang damai dan simpatik.

Ia berkata, "Ketika kita merujuk kepada kitab suci Al-Qur’an, kita mengamati dua pilar utama untuk revolusi dalam sejarah, pertama para ulama yang merupakan pewaris nabi dan yang kedua adanya pemimpin yang memiliki kesabaran dan keintelektualan yang tinggi."

Dalam pernyataan selanjutnya ia memuji ketegaran dan kesabaran ulama kharismatik Bahrain tersebut. Ayatullah Araki menyebutkan, madrasah perjuangan dan perlawanan yang dibangun Syaikh Isa Qassim bisa menimpa murid-muridnya untuk menjadi pribadi yang tegar dan altruis perjuangan.

“Rezim Bahrain hendak menjadikan lembaga-lembaga pendidikan agama bekerja untuk kepentingannya dan menjadi corong bagi rezimnya. Namun keinginan tersebut ditolak Syaikh Isa Qassim karena tidak sejalan dengan amanah ilmiah sebagai lembaga pendidikan agama. Karena itu ia dijebloskan di penjara, dan dunia tidak akan tinggal diam melihat kesewenang-wenangan dari rezim al Khalifah tersebut.” Tambahnya.

“Syaikh Isa al Qassim adalah keteladanan dalam perlawanan dan perjuangan menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.” ucapnya lagi.

Seminar mendukung perjuangan Syaikh Isa Qassim, tokoh reformis Bahrain yang  ditahan rezim Al Khalifah tersebut terselenggara  di sela-sela  Konferensi Internasional Persatuan Islam yang ke-29 yang terselanggara setiap tahunnya untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Para pembicara utama pada pembukaan seminar tersebut diantaranya, Rektor Universitas Internasional al Mousthafa, DR. A’rafi, Wakil Sekjen Hizbullah Syaikh Na’im Qasim,  Sekjen Lembaga Internasional Pendekatan antar Mazhab Ayatullah Araki, Direktur Hauzah Ilmiah Ayatullah Husaini Busyahri, Ketua Majelis Ulama Bahrain Syaikh Sayid Majid al-Masy’al dan  Syaikh al Syahabi seorang pengamat revolusi Bahrain.

Pada acara tersebut juga dperkenalkan 45 jilid kitab karya Ayatullah Syaikh Isa Qasim yang mendapat penghargaan dari panitia penyelenggara seminar.

Disebutkan, Seminar Uswah Kefaqihan dan Ketegaran terselenggara atas kerjasama Universitas Internasional al Mousthafa dengan Majma Jahani Ahlul Bait dan Lembaga Internasional Pendekatan antar Mazhab.

Ayatullah Syaikh Isa Qassim Ahmed adalah ulama kharismatik Syiah Bahrain yang memimpin organisasi Al Wefaq, yang kerap mengkritik rezim Al Khalifah dan menuntut terjadinya reformasi politik di negeri tersebut.


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Senyummu Mampu Merubah Segalanya !
Warga Inggris Protes Arogansi Arab Saudi
Muslim di Antigonish Kanada Berlebaran di Gereja Katolik
MENGAPA BERTAWASHUL KEPADA PARA KEKASIH ALLAH DILARANG?
Iran, Syiah dan Fitnah-fitnah Murahan Itu
Saudi Hancurkan 23 Peninggalan Bersejarah di Yaman
Putra KH. Jalaluddin Rahmat Terpilih Menjadi Khadim di Haram Imam Ridha As
Silaturrahim Memanjangkan Umur
Keabsahan Revolusi Imam Husein Menurut Ahlu Sunnah
Irfan Teoritik Ibn ‘Arabî dalam Pandangan Mullâ Shadrâ(1)

 
user comment