Indonesian
Tuesday 23rd of April 2024
0
نفر 0

Pesan-Pesan Imam Ali as dalam Novel Qeddis

Keutamaan Imam Ali as dan para manusia yang bercahaya di bawah pancaran cahaya kebenaran adalah, selain memancarkan cahaya, cinta, kebahagiaan dan iman bagi manusia lain, mereka juga menyibukkan pemikiran dan hati para seniman, cendikiawan, dan para peneliti di sepanjang masa. Mereka, meski telah berabad-abad berlalu dari kehidupan manusia-manusia unggul itu, sedang menelusuri perjalanan di dalam relung-relung sejarah untuk lebih mengenal mereka.
Pesan-Pesan Imam Ali as dalam Novel Qeddis

Keutamaan Imam Ali as dan para manusia yang bercahaya di bawah pancaran cahaya kebenaran adalah, selain memancarkan cahaya, cinta, kebahagiaan dan iman bagi manusia lain, mereka juga menyibukkan pemikiran dan hati para seniman, cendikiawan, dan para peneliti di sepanjang masa. Mereka, meski telah berabad-abad berlalu dari kehidupan manusia-manusia unggul itu, sedang menelusuri perjalanan di dalam relung-relung sejarah untuk lebih mengenal mereka.
 


Buku novel Qeddis, karya Ebrahim Hassan Beigi, mengulas sejarah pada dimensi pemerintahan Imam Ali sepanjang lima tahun masa kepemimpinan beliau. Novel ini pada hakikatnya merupakan riwayat hidup seorang pastor pengoleksi buku-buku dan dokumen tulisan tangan. Pastor ini gemar mengumpulkan buku-buku tulisan tangan. Dia adalah seorang pastor yang hidup di Moskow dan beberapa kali nyawanya terancam, oleh karena itu dia berhijrah ke Beirut untuk menyelamatkan diri.
 


Banyak kelompok yang tinggal di Beirut dan dia kemudian bertemu dengan temannya, George Jordac, yang merupakan seorang peneliti. Jordac adalah penulis buku "Imam Ali (as), Suara Keadilan Manusia" dan percakapan keduanya menuju pada berbagai riwayat kehidupan Imam Ali as yang membuat kisah dalam novel ini semakin menarik.  Hassan Beigi, dalam novelnya, meramu kondisi sekarang dan masa lalu dengan menambahkan bagian-bagian mendebarkan cerita pengejaran oleh polisi dan upaya pastor itu untuk menghindar.
 


Pada bagian awal novel, kita akan segera mengetahui bahwa pastor itu semata-mata tertarik pada kitab-kitab tulisan tangan, akan tetapi setelah membaca penggalan sejarah pemerintahan Imam Ali as, rasa ingin tahunya semakin besar. Di Lebanon, dia mengenal kitab Nahjul Balaghah, yang merupakan kumpulan pidato, surat dan ucapan Imam Ali as. Setelah membaca kitab tersebut, terjadi perubahan besar pada dirinya.
 


Pada bagian lain novel Qeddis itu dikisahkan, sang pastor ketika menjawab pertanyaan anaknya tentang sebab imbauannya untuk membaca kitab Nahjul Balaghah, dia mengatakan, "Anakku, jangan kau bangun dinding dari agama untuk kehidupan dan pemikiranmu! Semua agama memiliki inti yang kolektif. Kau sebagai seorang Kristen, kau bisa memiliki ritual tersendiri. Kau tidak harus pergi ke masjid ketimbang ke gereja, akan tetapi kau dapat mengenal inti dan pokok semua agama dan mengikuti mereka. Sergei, ketahuilah bahwa Tuhan kita semua satu dan Dia tidak memilah-milah hamba-Nya berdasarkan agama mereka. Perhitungan Tuhan berdasarkan amal kita bukan agama kita."
 


Penulisan novel ini memerlukan telaah dan penguasaan sumber-sumber sejarah serta berbagai buku yang sebagiannya disebutkan di akhir novel tersebut. Banyak bagian pada novel Qeddis ini memaparkan sejarah masa awal Islam dan peran Imam Ali as di dalamnya. Perang Siffin yang merupakan salah satu perang teraneh dalam sejarah Islam yang di dalamnya, Muawiyah yang sedang terdesak, dengan tipu daya berhasil menipu pasukan Imam Ali dan kemudian dia menulis surat kepada beliau dan meminta agar ditunjuk seseorang dari masing-masing pasukan untuk menilai siapa yang benar dan yang salah. Padahal jika Imam Ali menyerang, kemenangan pasti tercapai. Akan tetapi menurut Jordac, Imam Ali as menilai kemenangan sejati bukan dalam mempertahankan kekuatan atau keunggulan, melainkan dalam menyelamatkan umat dari kesesatan dan penyimpangan.
 


Dalam menjawab surat Muawiyah, seraya mengecam kezaliman dan kebohongan serta akibat buruk yang menanti, Imam Ali as menegaskan bahwa beliau hanya menerima penilaian al-Quran dan pada saat yang sama beliau menulis bahwa beliau yakin Muawiyah bukan orang yang akrab dengan al-Quran dan dia pasti ingin menipu.
 


Disebutkan pula dalam novel itu: tidak berselang lama, prediksi tersebut benar-benar terjadi dan masyarakat mendatangi Imam Ali dan meminta beliau untuk memberitahu mereka cara untuk menghadapi musuh-musuh agama. Imam Ali as menjawab, "Mereka berbicara tentang agama dan mengklaim diri sebagai penganut agama yang dibawa Muhammad. Mereka melakukan berbagai kejahatan dengan mengatasnamakan agama. Mereka muncul dengan bermacam-macam warna dan menggunakan berbagai macam cara... hati mereka sakit dan penampilan mereka bagus. Mereka menyiapkan kebatilan untuk setiap kebenaran dan shubhah untuk setiap bukti dan pembunuh untuk setiap yang hidup dan kunci untuk setiap pintu dan lentera untuk setiap malam. Mereka adalah para sahabat setan dan jilatan api. Maka kenalilah para penguasa ini dan jangan kalian mematuhi mereka!"
 


Salah satu kriteria utama Imam Ali as adalah metode pemerintah beliau. Selain bukti-bukti sejarah terkait keadilan, Imam Ali as dalam sebuah surat kepada Malik Ashtar yang ditunjuk sebagai gubernur, pada hakiatnya telah menyusun sebuah piagam pemerintah Islam yang diwariskan beliau kepada generasi-generasi mendatang.
 


Dalam novel Qeddis ini juga disebutkan dialog terperinci antara pastor dan Jordac. Piagam pemerintahan Imam Ali as itu disinggung oleh Jordac dan mengatakan, "Dengarlah apa saja yang dipesankan Ali (as) dalam surat ini: jadikan kasih sayang kepada masyarakat sebagai baju hatimu, sayangilah semua orang. Karena masyarakat terbagi menjadi dua golongan; golongan pertama adalah saudara agamamu dan golongan lainnya adalah sama sepertimu dalam penciptaan. Jika mereka melakukan kesalahan, maafkanlah mereka dan sikapi mereka dengan ringan hati, sama seperti ketika kau ingin Allah Swt mengampunimu dan tidak menyulitkanmu."
 


Disebutkan pula beberapa bagian lain dari piagam pemerintahan Imam Ali yaitu, "Jangan sampai kau pamrih atas pengkhidmatan yang telah kau lakukan untuk masyarakat atau membesar-besarkannya atau mengingkari janji. Pamrih akan memusnahkan pahala amal baik dan memadamkan cahaya kebenaran dan mengingkari janji akan menimbulkan murka Allah Swt dan kemarahan masyarakat karena Allah Swt berfirman: musuh besar bagi Allah adalah yang berkata dan tidak mengamalkannya."
 


Novel Qeddis juga memaparkan berbagai hikmah dan pelajaran berharga dalam kehidupan Imam Ali as, dengan menyinggung peran masyarakat dalam pemerintahan Imam Ali as, penghormatan beliau terhadap keputusan mereka, kebebasan berpendapat di dalamnya, serta menyebutkan berbagai peristiwa dalam perang Siffin dan juga cara beliau menghadapi kelompok Khawarij.
 


Khutbah dan surat Imam Ali dalam kitab Nahjul Balaghah yang disebutkan pada banyak bagian dari novel tersebut akan membimbing para pembaca untuk mengenal kondisi masyarakat pada era kepemimpinan Imam Ali as. Juga berbagai peringatan Imam Ali as yang sangat disayangkan sekali tidak pernah didengar oleh masyarakat.
 


Peringatan Imam Ali as masih dapat kita dengar dengan jelas setelah berabad-abad lalu seakan kita menyadari bahwa beliau mengetahui berbagai peristiwa dunia yang terjadi sekarang.  Sama seperti di masa lalu, sekarang ini muncul sekelompok orang yang sangat bersikeras pada kebodohan mereka dan menolak menerima kebenaran. Imam Ali as ketika itu memperingatkan, "Jangan sampai kelompok yang sesat di jalan kebatilan mereka ternyata lebih bersatu daripada kalian dalam memperjuangkan kebenaran! Jangan sampai mereka memulai serangan terhadap kalian atau saudara kalian sementara kalian hanya menonton." (IRIB Indonesia)


source : irib
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Apa Penyebab Wafat Rasulullah saw?
Hadis Yang Menjelaskan Siapa Ahlul Bait Yang Disucikan Dalam Al Ahzab 33
Status Hadits “Ana Madinatul ‘Ilmi wa ‘Aliyyun Babuha”
Pahala Bagi Orang yang Beriman dan Beramal Saleh
Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Neraka dalam Al-Qur’an (Bag 2)
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Maha Dekat Allah
Dari Muhammad bin Abdul Wahab Hingga Kerajaan Saudi
Tetap Mengingat Allah Walau ditengah-tengah Pasar

 
user comment