Indonesian
Thursday 25th of April 2024
0
نفر 0

Iran Berutang kepada Syuhada

Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam acara peringatan Syuhada 7 Tir, menyatakan orang-orang yang hendak menyembunyikan permusuhan AS dan antek-anteknya terhadap Iran dengan ornamen propaganda, termasuk para pengkhianat bangsa dan negara.
Iran Berutang kepada Syuhada

Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam acara peringatan  Syuhada 7 Tir, menyatakan orang-orang yang hendak menyembunyikan permusuhan AS dan antek-anteknya terhadap Iran dengan ornamen propaganda, termasuk para pengkhianat bangsa dan negara.

Pada pertemuan dengan keluarga syuhada 7 Tir 1360 Hs, dan sebagian keluarga syuhada provinsi Tehran, Rahbar menegaskan bahwa bangsa dan negara berutang budi kepada para syuhada dan keluarganya.

Menurut Rahbar, Iran saat ini membutuhkan itikad kuat, dan kesadaran serta kesiapan menghadapi musuh dalam perang lunak di bidang budaya, politik, dan kehidupan sosial.

"Orang-orang yang berupaya menutupi wajah jahat musuh seperti AS dengan ornamen media adalah para penentang kepentingan bangsa", ujar Ayatullah Khamenei, hari Sabtu malam.

"Bangsa Iran harus mengenal lebih dalam permusuhan yang dilancarkan musuh, dan senantiasa siaga menghadapinya di media perang lunak, termasuk di bidang budaya, politik dan sosial," tegasnya.

Minggu, 28 Juni 2015 bertepatan dengan peringatan kesyahidan Ayatullah Mohammad Hosseini Beheshti bersama 72 tokoh politik dan agama Iran 34 tahun silam.

Mereka syahid di tangan kelompok teroris MKO di tahun-tahun awal kemenangan Revolusi Islam Iran.

Peristiwa tersebut terjadi sehari setelah musuh melancarkan aksi teror yang gagal terhadap Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei.

Pada agenda lainnya, dalam pertemuan dengan pejabat tinggi pengadilan dan mahkamah agung Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menyinggung pentingnya independensi pengadilan dan supremasi hukum.

"Pengadilan harus tegar berdiri ketika berhadapan dengan berbagai faktor yang melemahkan independensinya seperti: ancaman, intervensi, dan tekanan publik, serta harus berpijak pada prinsip dan metode hukum yang benar," ujar Rahbar Minggu sore (28/6).

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mengingatkan bahwa kekuasaan jawatan pengadilan bukan kepentingan kuasa politik, atau partai, tapi berdiri menegakkan kebenaran.

Menurut Rahbar, "Supremasi hukum dan kredibilitas total" jawatan pengadilan sebagai dua faktor berpengaruh dalam mewujudkan independensi pengadilan. (IRIB)


source : abna
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Klaim Aksi Mendemo Ahok Didukung Erdogan, Dubes Turki Membantah
Belum Terima Trump Jadi Presiden, Demo Meluas di Amerika
Jakarta; Tuan Rumah Seminar “Moderasi dalam Al-Quran dan Sunnah”
Ahok Divonis 2 Tahun Tahanan, Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Hormati Putusan Majelis ...
Musuh Ingin Sulut Perang Sektarian di Negara Ini
Peziarah Iran di Samara Menjadi Target Bom Kelompok Teroris
Ormas Ahlulbait Indonesia Gelar Aksi Dukung Kemerdekaan Palestina
300 Biskop Turki Putar Film Muhammad Rasulullah Saw
Pengkhianatan AS Harus Diketahui Seluruh Masyarakat
Pengiriman 120 Tim Rukyat Hilal 1 Syawal di Iran

 
user comment