Indonesian
Wednesday 24th of April 2024
0
نفر 0

Sampai Kapan Kita Berdiam Diri Melihat Kebiadaban ISIS Merajalela?

Sampai Kapan Kita Berdiam Diri Melihat Kebiadaban ISIS Merajalela?

enurut Kantor Berita ABNA, penyelenggaraan Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam telah dibuka secara resmi pada ahad [23/11] pukul 9.15 pagi waktu setempat di kota Qom Republik Islam Iran. Ayatullah al-Uzhma Nashir Makarim Shirazi dalam penyambutannya selaku ketua umum penyelenggara mengatakan, "Kepada para hadirin yang terhormat, selamat datang dan saya mengharapkan kebahagiaan bagi anda semua, terimakasih atas kehadirannya dalam konferensi ini. Lewat pertemuan ini kita harapkan bisa lebih mengenal fitnah takfiri, penyimpangan-penyimpangan mereka, dasar pemikiran dan akar terbentuknya sehingga kita dapat lebih mawas diri dalam menghadapi mereka."

Selanjutnya, Ayatullah Makarim Shirazi menyinggung aksi-aksi kekerasan kelompok takfiri, khususnya perilaku biadab dan kekejian ISIS yang menciderai citra umat Islam di mata dunia. Beliau mengatakan, "Sampai kapan kita berdiam diri melihat kenyataan pahit ini? Sampai kapan kita hanya menonton mereka mempertontonkan kekejian dan kebiadan mereka merusak citra Islam dan kemanusiaan? Hari ini kita berkumpul disini untuk mengetahui masalah terbesar umat Islam di kekinian. Kita akan membahas itu, mendiskusikan jalan keluar apa saja yang kita bisa tempuh untuk menyelesaikan persoalan besar itu."

"Islam adalah agama kasih sayang, ajaran yang penuh dengan cinta kasih hatta kepada orang-orang non muslim sekaipun. Kita harus tegaskan kepada dunia, bahwa apa yang telah takfiri lakukan bukanlah Islam dan telah keluar dari garis dakwah Islam. Kita berlepas diri dari fitnah-fitnah keji yang telah mereka lakukan. Melawan mereka adalah suatu kewajiban, namun itu tidak cukup, pemahaman takfiri mereka harus diserabut sampai ke akar-akarnya, dan ulama Islamlah yang punya tanggung jawab melakukan itu." Tambahnya.

Ayatullah Makarim Shirazi dalam lanjutan sambutannya dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih beliau menjelaskan ada 3 tujuan penting dari penyelenggaraan konferensi tersebut:

Pertama, mengumumkan kepada dunia, bahwa ulama Islam berkumpul dan menyatakan tekad yang sama menentang dan menolak gerakan takfiri dan ekstrimisme. Dan menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan Islam yang merupakan agama kasih sayang dan rahmat.

Kedua, untuk mengingatkan dan menyelamatkan pemuda-pemuda muslim yang bergabung dalam kelompok-kelompok takfiri dari ancaman api neraka. Karena Allah Swt berfirman, siapapun yang dengan sengaja membunuh seorang mukmin maka neraka jahannam tempat kembalinya.

Ketiga, adalah untuk menemukan solusi dari permasalahan besar ini agar umat Islam bisa keluar darinya.

"Kita memiliki tiga garis merah yang tegas. Pertama, kita berlepas dari kepentingan politik kelompok manapun. Kedua, kita sedang mencari titik temu dan bukan titik beda yang harus dipertengkarkan. Ketiga, penghormatan kepada semua mazhab Islam yang ada." Lanjut Ayatullah Makarim Shirazi dengan nada tegas.

Ulama marja taklid ini kembali melanjutkan, "Sangat disayangkan, fenomena takfiri sesungguhnya sangat menguntungkan musuh-musuh Islam, yang kemudian memperkenalkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama kebencian dan kekerasan. Mereka memanfaatkan orang-orang jahil dalam beragama yang membentuk diri dengan nama ISIS, Daulah Islami Irak dan Syam. ISIS tidaklah memperjuangkan daulah, tidak pula Islam. Namun musuh-musuh Islam mengulang-ulang nama ISIS itu untuk menciptakan stigma buruk terhadap Islam dan Negara Islam. Namun lebih buruk dari itu, adalah jika ulama-ulama Islam berdiam diri dan membiarkan aksi-aksi keji mereka yang semakin menjadi-jadi, yang hanya akan menghitamkan wajah Islam."

"Kita harus menelusuri akar dan sumber utama dari penyimpangan mereka. Kita bersyukur bahwa banyak dari saudara-saudara kita pengikut Salafi justru menentang aksi-aksi kekerasan tersebut, bahkan mufti agung Arab Saudi mengeluarkan fatwa yang menegaskan bahwa apa yang ISIS lakukan adalah gerakan terorisme yang hanya menimbulkan kerusakan di muka bumi dan tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam. Bahkan beliau menegaskan bahwa mereka adalah ahli Jahannam jika tidak bertaubat, Fatwa yang kedua, adalah ketika beliau mengecam aksi bom bunuh diri yang menimbulkan banyak korban jiwa pada hari Asyura dan menuntut diberlakukannya qishas bagi pelakunya. Dua fatwa pengecaman ini, patut mendapat apresiasi positif. " tambahnya.

Dalam lanjutan penyampaiannya Ayatullah Makarim Shirazi menyebutkan sejumlah poin yang merupakan akar kemunculan pemahaman takfiri.

"Pertama, bersandar pada pandangan sendiri. Kelompok takfiri memahami Al-Qur'an dan As Sunnah dengan pandangan yang bersandar pada nafsu mereka sendiri. Mereka meyakini, keyakinan mereka mengenai iman, bid'ah dan tawassul serta hal-hal yang serupa adalah satu-satunya yang benar sementara pandangan yang lain sesat dan salah. Sementara tidak sedikit dari ulama Ahlus Sunnah sendiri yang berseberangan pandangan dengan mereka.

Kedua, mereka mengimani sebagian ayat secara lahiriah dari Al-Qur'an yang sesuai dengan pandangan mereka, dan menutup mata pada ayat lain yang justru bertentangan dengan corak berpikir mereka. Sehingga mereka mengambil kesimpulan yang salah bahkan berakibat fatal sebab sampai mengkafirkan kelompok Islam lain yang berbeda pandangan dengan mereka. Al-Qur-an menegaskan bahwa salah satu cabang dari kesyirikan adalah kecenderungan untuk saling berpecah belah."

"Sudah banyak darah yang tertumpah dari pemikiran yang reaktif ini. Sudah banyak harta dan kekayaan kaum muslimin yang terbuang sia-sia. Sementara Negara-negara Barat hanya memikirkan kepentingan mereka. Dan mereka baru akan berteriak membela HAM, jika kepentingan mereka terusik." Tegasnya.

Dibagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Makarim Shirazi menyampaikan usulannya, agar peserta konferensi yang hadir membentuk suatu organisasi yang menyatukan ulama-ulama Islam sedunia dalam satu perhimpunan bersama, yang bertujuan merealisasikan agenda-agenda persatuan ummat dan secara khusus meminimalisir bahkan mencegah laju gerak perkembangan pemahaman takfiri dalam dunia Islam.

Disebutkan, Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam sedang berlangsung di Qom [23-24/11]. Kurang lebih 350 ulama Islam sedunia dari 80 negara menghadiri konferensi tersebut.

 


source : www.abna.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sabda Nabi saw: “Ali dariku dan aku dari Ali”
Mengapa Qabil membunuh Habil?
Hadis Madinah Al-Ilm (Kota Ilmu)
Peristiwa-peristiwa alam saat dan sesudah Imam Husein (as) terbunuh
Kepergian Sang Pemandu Umat, Imam Baqir as(2)
Ujian dan Pertolongan dari Allah bagi Para Kekasih-Nya
Berapa kalikah nama Nabi Isa disebutkan dalam al-Quran?
Apa arti “Fatimah” itu? Dan mengapa Rasulullah Saw memilih nama ini untuk putri ...
Mengapa dalam al-Qur’an disebutkan “Fabassyirhum bi’adzâbin alîm” padahal ...
Pemaaf dan Sabar, Akhlak Nabi dan Orang-orang Saleh

 
user comment