Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Sebagian dari manusia tidak berpikir dan merenung atas berbagai nikmat Ilahi yang mengeliligi dirinya. Sebagian itu mengira bahwa mereka adalah pemilik hakiki atas berbagai nikmat yang ada pada dirinya. Mereka menganggap bahwa berbagai nikmat tersebut merupakan hasil dari jerih payahnya tanpa ada campur tangan Ilahi. Orang-orang seperti itu adalah orang yang Jahil dan lalai. Dalam kelalaian dan kejahilannya tersebut, mereka menggunakan nikmat-nikmat itu di jalan setan yang terkutuk. Mereka menggunakan nikmat-nikmat sesuai dengan dorongan hawa nafsunya. Nikmat-nikmat yang ada pada dirinya dijadikan perantara guna menyesatkan keluarga, kerabat dan masyarakat.
Mereka menyalahgunakan nikmat yang ada. Berbagai nikmat yang dimilikinya seperti kesehatan, anggota badan, rezeki, kekayaan, ilmu, dan lain sebagainya, digunakan di jalan maksiat kepada Allah Swt. Allah Swt menjanjikan azab yang pedih bagi mereka.
Terkait hal ini, Allah Swt berfirman,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللهِ كُفْراً وَ أَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دارَ الْبَوار جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَها وَ بِئْسَ الْقَرارُ ِ
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (surah : Ibrahim Ayat : 28-29)
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.