Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Islam Memandang Masjid

Islam Memandang Masjid

by : admin

 

Masjid adalah rumah tuhan, tempat beribadah dan merupakan sebuah tempat yang paling utama dan mulia di muka bumi ini. Masjid adalah pusat tersambungnya hati dan jiwa dalam menuju tuhan haqiqi yang dicinta, serta merupakan tempat untuk mendengarkan seruan Allah Yang Maha Pengasih guna menuju kebaikan dan kesempurnaan.

 

Masjid adalah tempat pembersih jiwa dan penyejuk hati serta pusat manifestasi seluruh cahaya ilahi dalam hati orang-orang yang beriman.

 

Masjid adalah rumah hidayah, pusat tarbiyah, tempat berkumpulnya orang-orang yang penuh ma’rifah, dan tempat terindah bagi para pecinta ilahi.

 

Masjid adalah tempat orang-orang yang bertafakkur, rumah dan pelindung bagi para faqir, tempat munajat dan mengadu bagi orang yang dizalimi dan ladang dikabulkannya bagi mereka yang punya hajat.

 

Masjid adalah rumah al-Quran, sekolah cinta, pusat pengetahuan, dan tempat meraih keagungan ilahi dari alam yang suci.

 

Masjid adalah tempat turunnya keberkahan, pusat perenungan dan intropeksi atas apa yang telah terlewat, sarana untuk perang melawan tipu daya setan dan tempat berlindung dari bencana.

 

Masjid adalah jembatan menuju surga yang dijanjikan, jalan menuju berbagai keutamaan, jejak menuju hidayah yang diharapkan, serta tali penghimpun bagi mereka yang dicerai-beraikan.

 

Masjid adalah sebuah tempat dimana ibadah dan penghambaan di dalamnya lebih baik dan lebih utama dari tempat-tempat lain, dan memakmurkannya adalah ibadah dan penghambaan yang sangat mulia.

 

Masjid adalah tempat pasukan tuhan untuk beribadah dan berkorban serta berkhidmah kepada masyarakat, menyeru kepada yang maruf dan melarang dari yang mungkar, memberi solusi berbagai masalah yang ditimpa oleh kaum muslimin, serta tempat disiapkannya jihad dan perang melawan musuh-musuh tuhan dan kemanusiaan.

 

Masjid adalah sebuah pusat yang pada saat ini nilainya tidak banyak diketahui, dan pada hari kiamat nanti, mereka yang tidak menunaikan haknya pada masjid, adalah yang terbesar kesedihan dan penyesalannya serta rasa malu dan rendahnya pada sisi Yang Maha Pengasih.

 

Alqur’an menjelaskan bahwa masjid memiliki keutamaan dan kedudukan yang sangat tinggi dan prinsipal. Oleh karena itu, Qur’an mengecam orang-orang yang melakukan permusuhan dan pencemaran terhadap masjid. Baik pencemaran secara lahiriah maupun batiniah.

 

Menurut ayat-ayat al-Qur’an, Mereka yang mengungkapkan permusuhannya dengan masjid, dan melakukan pencemaran untuk merusak sisi lahir maupun batin masjid, serta berusaha menghentikan pembangunan masjid atau menghalangi masalah-masalah keagamaan di dalamnya, adalah sekejam-kejamnya manusia di muka bumi.

 

Di dalam surah Al-BAQARAH ayat 114, Allah Swt berfirman :

 

"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat".

 

Berkaitan dengan ayat ini para mufassir menyatakan bahwa tindakan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang paling zalim di sisi Allah ialah:


1.Menghalang-halangi manusia menyebut nama Allah di dalam mesjid-mesjid-Nya. Termasuk di dalamnya menghalang-halangi segala perbuatan yang berhubungan dengan urusan agama, seperti mempelajari dan mengamalkan agama, iktikaf, salat, zikir dan sebagainya.


2.Merobohkan mesjid-mesjid Allah. Termasuk di dalamnya perbuatan-perbuatan, usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang bertujuan untuk merusak, merobohkan, menghalang-halangi pendirian mesjid dan sebagainya.


Kedua macam perbuatan itu dinyatakan Allah swt. sebagai perbuatan yang zalim karena perbuatan itu mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah di permukaan bumi.

 

Kitab Tafsir "parto-e az nur" karya mufassir kotemporer Iran, Ayatullah Muhsin Qaraati, berkenaan dengan ayat tersebut menyatakan bahwa hawa nafsu merupakan sumber dari segala kezaliman dan kekejaman. Seorang muslim harus mampu mengendalikan dan menjaga hawa nafsunya sehingga tidak terjebak oleh kezaliman. Oleh karena itu, satu-satunya lingkungan yang mampu mendukung seseorang guna menjauhi dirinya dari belenggu hawa nafsu dan mengoptimalisasikan nilan-nilai insaniyah pada dirinya adalah sebuah lingkungan yang berdiri di atas nama Tuhan. Dan dinamakan masjid karena merupakan sebuah tempat bersujud kepada Tuhan dan ditundukkannya segala bentuk ketidakpatuhan dan penentangan.

 

Beberapa mufassir berpendapat bahwa Ayat di atas juga bisa mengisyaratkan tindakan orang-orang musyrik Mekah yang menghalang-halangi keinginan Rasulullah saw. beserta para sahabatnya yang hendak mengerjakan ibadah umrah pada bulan Zulhijah tahun 6 Hijriyah. Timbulnya keinginan itu karena di dalam perjanjian Hudaibiyyah (Sulhul Hudaibiyah) Nabi Muhammad saw. dan para sahahat dibolehkan oleh kaum musyrikin memasuki kota Mekah pada tahun setelah perjanjian itu ditanda-tangani. Di saat Rasulullah saw. dan para sahabat bersiap hendak melaksanakan keinginannya itu, kaum musyrikin Mekah membatalkan secara sepihak perjanjian itu. Tindakan mereka inilah yang dimaksud Allah dengan menghalang-halangi manusia menyebut nama Allah di dalam masjid-Nya dan usaha merobohkan mesjid .

 

Tanggung jawab kaum muslimin terhadap masjid sangatlah berat. Kaum musllimin harus berusaha menjaga sisi lahiriah dan batiniah sebuah masjid. Mereka juga harus berupaya memberikan citra positif masjid dan mengajak masyarakat muslim lainnya untuk bergabung dan menjadikan masjid sebagai pusat ibadah. Baik ibadah yang bersifat Vertikal maupun Horisontal. Para imam masjid juga harus dihiasi dengan ilmu, taqwa, wawasan politik sosial dan memiliki akhlak yang baik.

 

Dinukil dari kitab Erfane Islami, jilid 4, karya Ayatullah Husein Ansariyan.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Husain As dalam Pandangan Ahlusunnah
Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Bagaimana mukjizat itu dapat didefinisikan dan dibuktikan?
Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin
Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi dan sains
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji

 
user comment