Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Menjaga Para Sahabat Dari Sengatan Musuh

Menjaga Para Sahabat Dari Sengatan Musuh

Imam Muhammad Baqir sekitar dua puluh tahun mengembang kepemimpinan. Dalam masa ini, beliau berhadapan dengan empat khalifah Bani Umayah. Khususnya pada sepuluh tahun terakhir kehidupan beliau yang berharga berhadapan dengan pemerintahan  tagut Hisyam bin Abdul Malik.
Beliau tidak pernah menyerah di hadapan Hisyam dan dalam kesempatan yang tepat, beliau senantiasa menunjukkan ketidaksukaannya pada pemerintahan tagut Hisyam. Beliau seperti kakek-kakeknya senantiasa berjuang melawan para pemerintahan tagut. Meski fasilitas yang ada tidak mengizinkan perang berhadap-hadapan dengan mereka. Tapi dalam perang budaya, beliau melakukan aktivitas tepat di hadapan pemerintahan Bani Umayah.
 
Oleh karena itu, dalam masa itu Imam Baqir as dan para sahabatnya benar-benar berada di bawah pengawasan ketat.  Safwan bin Yahya menukil dari kakeknya, “Saya pergi ke rumah Imam Baqir as dan meminta izin untuk masuk. Namun saya tidak dizinkan untuk masuk. Sementara yang lainnya diizinkan untuk masuk.
 
Saya kembali pulang ke rumah dalam kondisi sedih. Saya membujurkan kaki di atas sebuah amben di halaman dan tenggelam dalam berpikir; mengapa Imam tidak mempedulikanku? Aku berkata pada diriku sendiri, berbagai golongan seperti Zaidiyah, Haruriyah dan Qadariyah dan lain-lain datang menemu Imam dan berlama-lama di sana, sementar aku yang seorang pengikutnya demikian?
 
Ketika aku tenggelam dalam berpikir, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Aku buka pintu. Aku melihat utusan Imam Baqir as dan berkata, “Sekarang, marilah ketemu Imam. Aku memakai baju dan pergi menemui beliau. Imam Baqir as berkata:
 
“Hai Muhammad! Bukan masalah Qadariyah, Haruriyah dan Zaidiyah dan lain-lain. Tapi kami menghindar darimu karena ini dan itu. Yakni para mata-mata pemerintah jangan sampai tahu para pecinta kami yang menyebabkan mereka tersiksa.”
 
Aku menerima ucapan Imam Baqir as ini dan aku menjadi tenang.
 
Pengasingan Dan Penjara
 
Sikap dan cara Imam Baqir as meski bukan sebuah perjuangan terang-terangan dengan sistem pemerintahan tagut masa itu, namun semuanya menunjukkan perlawanan pada sistem zalim. Akhirnya Hisyam memutuskan untuk mengasingkan Imam Baqir dari Madinah ke Syam.
 
Para petugas membawa Imam bersama putranya, Imam Shadiq as dari Madinah ke Syam. Dengan tujuan menghina Imam, beliau tidak boleh menemui Hisyam selama tiga hari. Bahkan mereka ditempatkan di penampungan para budak.
 
Hisyam berkata kepada para pegawainya, “Ketika Muhammad bin Ali [Imam Baqir as] masuk ke pertemuan, pertama aku akan mencacinya. Ketika aku diam, kalian bersama-sama, cacilah dia.”
 
Atas perintah Hisyam, Imam Baqir as diizinkan untuk masuk. Imam masuk ke dalam istana dan memberikan isyarat kepada semua orang yang hadir di situ seraya berkata, “Assalamu alaikum.” Yakni satu samalm untuk semua yang hadir di situ dan duduklah beliau.
 
Hisyam melihat Imam Baqir tidak mengucapkan salam secara khusus untuknya. Apalagi beliau duduk tanpa seizinnya, oleh karena itu dia bertambah marah dan berkata, “Hai Muhammad bin Ali! Selalu ada seorang dari kalian menimbulkan perselisihan di antara umat Islam dan mengajak masyarakat untuk berbaiat padanya dan menganggap dirinya sebagai imam. Dan kesimpulannya dia benar-benar menghina imam.
 
Ketika Hisyam diam, orang-orang ada di situ bersama-sama menghina Imam Baqir sesuai dengan konspirasi sebelumnya. Setelah mereka diam, Imam Baqir berdiri dan berkata:
 
“Hai orang-orang! Kemanakah kalian pergi dan kemanakah kalian dibawa? Allah telah membimbing orang pertama dari kalian melalui kami dan hidayah orang yang terakhir dari kalian juga oleh kami. Bila kalian tergantung pada kerajaan beberapa hari, ketahuilah bahwa pemerintahan abadi bersama kami. Sebagaimana Allah telah berfirman, “Akibat bagi orang-orang yang bertakwa.”
 
Hisyam memerintahkan untuk memenjarakan Imam Baqir as.
 
Tapi tidak lama, cara Imam Baqir as di penjara membuat para penghuni penjara tertarik pada beliau. Kejadian yang ada dilaporkan kepada Hisyam. Akhirnya Hisyam memerintahkan untuk mengembalikan Imam Baqir as ke Madinah dengan dibawah pengawasan.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Husain As dalam Pandangan Ahlusunnah
Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Bagaimana mukjizat itu dapat didefinisikan dan dibuktikan?
Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin
Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi dan sains
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji

 
user comment