Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya

Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya


Zuhri salah seorang sahabat Imam Sajjad as berkata tentang beliau:
“Pada hakikatnya saya tidak pernah melihat seorangpun yang lebih baik dari Ali bin Husein as. Demi Allah! Jarang orang yang saya kenal yang bisa menyembunyikan kecintaannya padanya, atau bila musuhnya, sedikit juga yang menunjukkan permusuhannya secara terang-terangan. Aku tidak pernah melihat seseorang menyembunyikan kebesaran Imam Sajjad. Perilakunya sedemikan rupa sehingga membuat orang lain iri. Imam Sajjad bersikap sedemikian rupa kepada para musuhnya sehingga membuat mereka malu atas perbuatannya.”
 
Seorang Lelaki Yang Keluar Permata Dari Tangannya
Lelaki itu adalah salah satu pemuka daerah Balkh. Biasanya setiap tahun dia selalu pergi menunaikan ibadah haji. Setiap kali datang untuk menziarahi makam Rasulullah Saw di Madinah, dia juga datang mengunjungi Imam Sajjad as dan membawa hadiah untuk beliau serta menanyakan keadaan dan kembali lagi ke daerahnya.

Suatu hari istri lelaki ini berkata, “Bagaimana mungkin setiap tahun engkau membawa dan memberikan hadiah untuk Ali bin Husein as, sementara dia tidak pernah memberikan hadiah kepadamu sebagai imbalannya?”
Lelaki itu berkata, “Beliau ini adalah maula kita dan putra Rasulullah Saw. Aku berkewajiban untuk menghormatinya dan tidak berharap atas hadiah-hadiah yang aku berikan kepadanya.”

Tahun berikutnya lelaki Balkh ini menunaikan ibadah haji lagi dan pergi menemui Imam Sajjad as.
Imam Sajjad as mengajak lelaki ini ke rumahnya dan makan bersama.

Imam Sajjad as membawa ember dan kendi. Lelaki itu bangkit dan mengambil kendi tersebut supaya Imam Sajjad mencuci tangannya. Namun Imam Sajjad berkata, “Hai hamba Allah! Engkau adalah tamuku, bagaimana aku akan mengizinkan engkau menyiramkan air ke tanganku?”

Lelaki itu berkata, “Aku menyukainya wahai maulaku. Izinkan saya untuk melakukannya dan ini menjadi kebanggaan bagiku.”
Imam Sajjad as berkata, “Baiklah. Kalau begitu sebagai ganti dari pengabdian ini, aku akan memberikan sesuatu padamu sehingga menyenangkanmu.”
Lelaki Balkh ini menyiramkan air sampai sepertiga dari ember itu penuh. Imam Berkata, “Apa yang engkau lihat dalam ember ini?”
Lelaki itu berkata, “Saya melihat air.”

Imam Sajjad as berkata, “Lebih jelilah! Apa yang engkau lihat adalah yakut merah.”
Lelaki itu memandang ember. Dia tidak percaya. Tapi kenyataannya dalam ember itu ada yakut merah.
Imam Sajjad as berkata, “Siramkan air.”

Lelaki itu menyiramkan air ke tangan Imam Sajjad as sampai sepertiganya lagi dari ember itu penuh dengan yakut hijau.
Imam Sajjad kembali berkata, “Siramkan air.”

Lelaki itu menyiramkan air ke tangan Imam Sajjad sampai ember itu penuh. Namun kali ini penuh dengan mutiara putih.
Imam Sajjad as tersenyum dan berkata, “Hai lelaki! Setiap kali engkau datang engkau selalu membawa hadiah untukku. Namun aku tidak punya sesuatu yang sejajar dengan hadiah-hadiahmu. Namun sekarang ambillah permata-permata ini dan berikanlah kepada istrimu dan mintakan maaf dari kami.”

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji
Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa
Kumpulan Fatwa Rahbar Seputar Taqlid
Di manakah letaknya gua Ashabul Kahfi?
Pengorbanan nan Indah di Mata Al-Aqilah
Amalan Hari Raya Idul Ghadir
Studi Kritis Hadits "Berpegangan kepada al-Quran dan as-Sunnah"
Doa Nadi Ali dan kegunaannya

 
user comment