Organisasi Persatuan Ulama Muslim Internasional, Kamis (7/9), merilis statemen berisi seruan perlindungan warga Muslim Rohingya di Myanmar dan mendesak lembaga-lembaga kemanusian internasional agar memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.
“Para pemimpin negara-negara Islam harus melakukan boikot ekonomi dan politik terhadap para pelaku kekerasan dan pembantaian di Myanmar,” bunyi statemen itu.
Lembaga ini meminta media dan para pemuka agama menunjukkan rasa tanggungjawabnya dalam masalah ini.
Sekjen Persatuan Ulama Muslim Internasional, Ali Karamdaghi, meminta supaya para khatib Jumat dalam khutbahnya hari ini (8/9/2017) menyinggung keteraniayaan warga Muslim Rohingya. Dia bahkan menyerukan kepada umat Islam agar menggelar unjuk rasa mengutuk kezaliman dan pembantaian massal serta pengusiran warga Muslim Rohingya.
Dia mengingatkan bahwa peristiwa ini merupakan tragedi yang memalukan bagi masyarakat dunia dan karena itu warga Muslim Rohingya harus segera diselamatkan dari kejahatan.
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir sebanyak puluhan ribu minoritas warga Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu demi menghindari kecamuk kekerasan terhadap mereka.
Pemerintah Myanmar sendiri mengumumkan bahwa lebih dari 2600 unit rumah di bagian barat daya negara ini dan di wilayah Rakhine hangus dibakar massa dalam kerusuhan yang terjadi selama satu minggu.