Indonesian
Thursday 25th of April 2024
0
نفر 0

Takwa dan Sabar Sebagai Tameng Dalam Menghadapi Cobaan Bag. 2



Pada pembahasan sebelumnya telah kita sebutkan bahwa di dalam Quran memiliki tempat khusus dalam peletakan kalimat takwa dan sabar secara berdampingan. Uniknya, dua kata ini selalu didampingkan dengan kata memiliki unsur musibah -baik itu berupa ujian ataupun lainnya-  yang telah disebutkan sebelumnya, ini mengindikasikan adanya penekanan dalam hal yang berkaitan dengan berbagai kesulitan yang dihadapi anak Adam dalam perjalanan hidupnya yaitu untuk membentengi diri dengan ketakwaan dan kesabaran.

Dengannya (takwa dan sabar) pula Allah mengabarkan kita dengan kemenangan dan kebahagiaan setelahnya. selain itu telah disebutkan juga kisah Nabi Yusuf as yang merupakan bukti konkret tentang bagaimana ketakwaan dan kesabaran mampu mengantarkannya kepada kemenangan atas lawan-lawannya. Semua ini adalah untuk kita ambil pelajarannya dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena sebagai hamba Tuhan yang hidup di dunia yang penuh ujian dan cobaan, maka mau tidak mau kita akan menghadapinuya sebagai bagian dari proses penyempurnaan.

Kita memahami bahwa kalimat Takwa memiliki akar kata “وقی”  yang berarti menjaga, dalam Al-Quran orang-orang yang betakwa disebut ”متقین”  yaitu orang-orang yang menjaga diri dari batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Allah swt. atau mereka yang mematuhi perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. Orang yang bertakwa memiliki kedudukan khusus di sisi Allah swt., sebagaimana firman-Nya : إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُم‌ “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Az Zumar : 10)

Syahid Muthohhari berpendapat bahwa setiap manusia yang ingin memiliki prinsip dasar dalam hidupnya baik itu berasal dari Mazhab Islam atau selainnya, maka dia harus menentukan jalan yang akan ia tempuh. Hal ini melazimkan seseorang untuk bergerak menuju tujuannya dan menjaga diri dari berbagai hal yang bertentangan dengan prinsip dan tujuan yang hendak dicapai. Atas dasar ini, beliau mengatakan bahwa takwa secara umum adalah suatu kelaziman/kebutuhan primer setiap manusia yang ingin menuju kesempurnaan dan hidup di bawah komando akal serta senantiasa berada pada jalur prinsip-prinsip dasar yang telah ditentukan.

Raghib Isfahani dalam kitabnya Mufrodat Quran mengatakan : “Wiqayah yaitu menjaga diri dari sesuatu yang menyakitinya, dan Taqwa menjaga diri dari sesuatu yang ditakuti. Takwa menurut ‘Urf syar’i yakni menjaga diri dari sesuatu yang menarik manusia kepada dosa dan meninggalkan sesuatu yang haram dan dilarang.”

Adapun sabar merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan setiap individu dan Al-Quran pun memiliki penekanan yang lebih dalam pembahasan kesabaran dimana didalamnya disebutkan lebih dari 70 ayat yang menceritakan tentang kesabaran. Sabar adalah menanggung segala sesuatu yang tidak disukai. Imam Ali as. menggambarkan pentingnya kesabaran bagi Iman seseorang layaknya kepala yang menjadi anggota tubuh yang paling penting.

Al-Quran menjamin pahala yang tidak terhitung banyaknya bagi mereka yang sabar, Allah swt. berfirman : انَّما يُوَفّى الصَّابِرُونَ اجْرَهم بِغَيْرِ حِسَابٍ “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar : 10)

Kita mengetahui bahwa di antara para Nabi ada 5 Rasul yang memiliki keistimewaan yang lebih diantara yang lainnya atau biasa disebut ‘Ulul Azmi’. Keistimewaan ini diperoleh karena mereka memiliki kesabaran yang paling tinggi di antara Rasul-rasul as. yang lainnya dan mereka juga mendapatkan cobaan yang sangat berat dalam berbagai aspek kehidupannya. Nabi Nuh as. selama 950 tahun menyebarkan syariat, siang malam ia bekerja keras untuk mengajak umatnya kepada tauhid namun hanya sebagian kecil dari umatnya yang mengikutinya. Nabi Ibrohim as. yang di masukkan kedalam api yang sangat besar oleh Namrud raja dzalim pada waktu itu, Nabi Musa dan pengikutnya mengalami cobaan yang sangat berat dalam ketaatan pada Allah, Nabi Isa as. pun demikian sampai ia di salib oleh segolongan yang mengaku umatnya dan Khotamul Anbiya Muhammad saw. yang kehidupannya dipenuhi cobaan yang sangat berat.

Ringkasnya, Kedua hal ini (baca: Sabar dan Takwa) menjadi dua unsur yang sangat penting dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan dan bukan tanpa Alasan Allah swt. menggandengkan keduanya dalam beberapa ayat yang berhubungan dengan berbagai kesulitan yang dihadapi Muslimin. Islam merupakan agama yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip dasar yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, di satu sisi Allah swt. tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dalam kesulitan tanpa memberikan solusi untuk mengatasi berbagai kesulitan tersebut.  Namun di sisi lain manusia harus mengoptimalkan usaha dalam kehidupannya sesuai dengan ajaran dan bimbingan yang terangkum dalam ajaran Islam yang telah diturunkan melalui Nabi Muhammad saw.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Di Balik Syahadah Ali: Persahabatan Tak Membuktikan Kesetiaan
Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (6)
Apakah seluruh ayat al-Qur’an memiliki sya’n al-nuzûl atau tidak? Bagaimana ...
Khianat
Hizbullah lah yang Menjaga Lebanon dari Ronrongan Israel
Mazhab Syiah dalam Sorotan
Ribuan Warga Syiah Nigeria di Abuja Tuntut Pembebasan Syaikh Zakzaky
Wahabi dan Ahlusunnah
Iran, Syiah dan Fitnah-fitnah Murahan Itu
Konsep insan kamil menurut Islam

 
user comment