Indonesian
Friday 19th of April 2024
0
نفر 0

Isu Al-Qur'an Iran Beda adalah Propaganda untuk Memecah Belah

bertempat di Hall Room Hotel Olympic, Kepala Duta Besar Indonesia untuk Iran beserta staff mengadakan silaturahmi dan ramah tamah dengan dua ratusan Warga Negara Indonesia di kota Qom, Republik Islam Iran Jum’at (11/12). Dalam
Isu Al-Qur'an Iran Beda adalah Propaganda untuk Memecah Belah

bertempat di Hall Room Hotel Olympic, Kepala Duta Besar Indonesia untuk Iran beserta staff mengadakan silaturahmi dan ramah tamah dengan dua ratusan Warga Negara Indonesia di kota Qom, Republik Islam Iran Jum’at (11/12). Dalam sambutannya, Ketua Umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran periode 2015-2016, Muhammad Habri Zein, Lc  berharap kerjasama antara HPI dan Kedutaaan Besar RI-Tehran tetap terjalin mesra dan jauh lebih erat dikemudian hari.

Dalam lanjutan pernyataannya, mahasiswa program pasca sarja Universitas Internasional al Moustafa Qom tersebut mengatakan, “Sebagaimana kita ketahui bersama, silaturahmi itu dapat memperpanjang umur, memperluas rezeki bahkan bisa menghalangi dari bencana dan bala, selain dari sedekah tentunya. Insya Allah, semoga  faidah silaturahmi dapat kita dapatkan dalam pertemuan yang membahagiakan ini.”

Kepala Duta Besar Indonesia untuk Iran, Dian Wirengjurit, MA, diawal penyampaiannya menyampaikan terimakasih kepada WNI di Qom atas kerjasamanya dan hubungan erat yang selama ini terjalin dengan baik. Ia mengungkap agenda kedatangannya di Qom selain melakukan silaturahmi dengan WNI di Qom juga sebelumnya telah melakukan kunjungan kebeberapa pejabat dan tokoh masyarakat di Qom, diantaranya di kediaman Ayatullah al Uzhma Shafi Ghulpaighani.

“Saya sengaja datang ke Qom, setidaknya untuk mengadakan pertemuan resmi terakhir dengan teman-teman semua. Saya sudah tiga tahun lebih bertugas di Iran dan sudah waktunya mengakhiri tugas, karena surat panggilan tugas lain telah datang. Insya Allah, jika semua berjalan sesuai agenda, dengan berat hati bulan Januari saya sudah harus meninggalkan Iran. Saya berharap, dan itu semua harapan kita semua, bahwa pengganti saya kelak, tetap melanjutkan tradisi silaturahmi sebagaimana yang selama ini kita adakan, sehingga hubungan erat ini bisa tetap terjalin.” Ungkap Dian Wirengjurit.

Dalam penyampaian selanjutnya, Dubes penggemar fotografi tersebut memesankan, “Untuk setiap aktivitas yang kita lakukan, saya selalu mengingatkan diri saya mengenai empat hal. Pertama, mulailah segala sesuatu dengan niat baik, bahwa yang kita lakukan harus dengan niat mampu memberi manfaat untuk sebanyak-banyaknya orang. Kedua, kerja keras. Tanpa kerja keras apapun usaha kita tidak akan ada hasilnya. Ketiga, kerja keras tidak pernah cukup tanpa dibarengi dengan kerjasama. Keempat, dan yang lebih terpenting adalah apapun yang kita lakukan harus bisa memberi manfaat. Mulailah dari lingkungan kita, dan dari hal-hal yang kecil saja dulu.”

“Kita bisa saja berambisi besar untuk memberi manfaat bagi negara, tapi mulailah dari yang kecil dulu. Mulailah dari lingkungan sendiri. Jadilah manusia yang bisa memberi manfaat, kenyamanan dan persahabatan bagi tetangga. Syukur-syukur kemudian itu bisa berefek besar, dan kemudian hari bisa memberi manfaat bagi negara.” tambahnya.

“Saya terkadang miris melihat femomena, masjid dipenuhi jamaah yang membaca Al-Qur’an padahal karpetnya kotor tidak pernah dicuci berbulan-bulan, halaman masjidnya tidak nyaman dan seterusnya. Tentu baik membaca Al-Qur’an, dan jelas itu berpahala. Namun jangan hanya terhenti sampai dibacaan saja, tanpa ada aktivitas real yang memberi kenyamanan pada masyarakat. Misalnya dengan menghadirkan suasana masjid yang bersih dan nyaman.” lanjutnya lagi.

Dalam penyampaian selanjutnya, Dian Wirengjurit menanggapi kondisi terakhir bangsa Indonesia, yang menurutnya masih dalam kondisi memprihatinkan. “Teman-teman yang belajar di Qom seyogyanya bisa memberi nilai lebih. Setiap saya datang ke Qom, saya selalu merasa kecil dihadapan teman-teman semua. Sebab saya tahu, teman-teman di Qom bergelut dengan ilmu keagamaan, sementara ilmu agama saya masih sangat demikian minim. Oleh karena itu setiap saya ke Qom, dan bertemu dengan teman-teman semua, saya selalu mendapat ilmu baru dan pencerahan. Dan saya berharap, teman-teman ketika kembali ke Indonesia juga melakukan hal yang serupa, menebarkan ilmu yang bermanfaat dan memberikan pencerahan kepada masyarakat Indonesia. Jangan terpancing dengan kenyataan saat ini di Indonesia, yang menurut saya pribadi jauh dari nilai-nilai Islam yang kita yakini.” katanya.  

“Indonesia sampai saat ini memang belum mencerminkan toleransi dan keharmonisan yang kita harapkan. Namun saya minta jangan terpengaruh dengan situasi. Tetaplah tunjukkan semangat persaudaraan, semangat kebersamaan dan kerjasama, insya Allah nanti akan ada efek positif yang jauh lebih besar.” lanjut penulis buku, “Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir” tersebut.

“Belajar bukan hanya diruang kelas, bukan hanya dari kyai, professor tapi dari siapapun. Sebagaimana saya pernah mendapat ilmu yang sangat berharga dari seorang sopir angkot, yaitu mengenai sabar, ridha dan ikhlas. Nasehat yang disampaikannya tidak pernah saya dapati diruang kuliah, dan bukan lisan dari seorang professor, tapi itu bisa memberi pengaruh besar dalam kehidupan saya.” jelasnya.

Pada bagian lain penyampaiannya, Dian Wirengjurit juga menceritakan pengalamannya mengajak 20 pengusaha Indonesia untuk menjajaki kerjasama bisnis dengan Iran. Namun hanya 10 orang yang tertarik dengan ajakannya, itupun hanya benar-benar menjajaki belum melakukan tindakan jelas untuk melakukan kerjasama ekonomi yang real dengan Iran. Ia menyayangkan, potensi ekonomi Iran yang besar justru dimanfaatkan oleh negara lain, Perancis misalnya. Ia berkata,  “Pengusaha Perancis 100 orang baru-baru ini menjalin kerjasama bisnis dengan pengusaha-pengusaha Iran. Saya tentu heran dengan fenomena itu, apa AS tidak membriefing dan mencegah mereka, sebagaimana yang dilakukan diplomat AS kepada pengusaha-pengusaha Indonesia yang membuat pengusaha Indonesia dipenuhi kekhawatiran?. Saya tanyakan hal ini kepada duta besar Perancis? Apa jawabannya? Duta Besar Perancis bilang apa? Go to hell America… Kerjasama kami dengan Iran bisa jauh lebih menguntungkan dibanding kerjasa sama dengan AS. Perancis tahu, potensi Iran yang luar biasa. Punyakah keberanian seperti itu di kita? Yang bukan mitranya AS, yang mengaku non blok, tapi hanya diberi pengarahan oleh diplomat yunior AS, sudah mundur setengahnya. Mental seperti itu saja belum kita atasi.”

“Prioritas negara-negara kita masih kenegara-negara itu-itu juga. Silahkan cek di media, tim promosi kesenian dan kebudayaan kita berapa kali melakukan promosi kebudayaan di Australia. Bulan ini di Canberra, bulan berikutnya di Melbourne, bulan berikutnya di Sydney. Dalam setahun negara kita melakukan promosi dagang di Australia saja sampai berkali-kali, sementara saya berkali-kali mengajukan proporsal mengadakan festival kesenian di Iran dan hanya lolos sekali. Bayangkan,  dalam tiga tahun hanya sekali saja kita mengadakan festival kesenian di Iran. Tapi di Australia, di Cina, dinegara-negara lain setiap kota telah didatangi. Saya harus prihatin, potensi besar kerjasama ekonomi dengan Iran tidak mendapat perhatian, hanya karena kekhawatiran terhadap ancaman dan kesalahan persepsi atas Iran.” lanjutnya.  

Mengenai isu Syiah yang sering dikaitkan dengan Iran, bahwa Al-Qur’an berbeda dengan Al-Qur’an negara Islam lainnya, Dian Wirengjurit melakukan klarifikasinya, “Sangat aneh, dengan kemajuan IT dan tekhnologi komunikasi yang sedemikian pesat, masih banyak orang yang menelan mentah-mentah info bohong itu. Masalah sebenarnya bukan pada kemajuan tekhnologi komunikasi yang tidak dimanfaatkan tapi pada propaganda yang tiada henti menghantam Iran. Teman-teman bisa bayangkan, kalian di Iran hanya dua ratusan pelajar. Sementara pelajar Indonesia di negara-negara lain di kawasan ini mencapai ribuan orang. Setiap tahun 350 ribu jamaah haji Indonesia. yang mayoritas dari mereka masih awam dengan ilmu keislaman beserta jutaan rakyat Indonesia yang pergi umrah setiap tahunnya yang bertemu dengan ribuan pelajar Indonesia disana yang kemudian dijejali informasi sesat mengenai adanya Al-Qur’an yang beda, adanya Islam yang berbeda.”

“Untuk menepis fitnah ini, setiap ke Indonesia, dalam setiap pertemuan, saya selalu menyampaikan bahwa di Iran setiap tahun ada MTQ Internasional, yang delegasi dari Indonesia juga ikut, bahkan meraih juara. Tapi tetap saja fitnah ini menyebar tanpa henti. Saya pernah bertemu dengan menteri agama, dan meminta agar departemen agama mengirim tim khusus ke Iran untuk meneliti Al-Qur’an yang dibaca umat Islam disini. Tim itu sudah bekerja, namun sampai saat ini belum ada laporan mengenai hasilnya. Alhamdulillah, dalam kunjungan saya ke kediaman Ayatullah Ghulpaighani, saya meminta agar beliau mau mengirim mushaf Al-Qur’an cetakan Iran untuk diperlihatkan di Indonesia, dan beliau mengiyakan. Semoga melalui usaha-usaha seperti ini, di kemudian hari, isu-isu dan fitnah bahwa Iran memiliki Al-Qur’an yang berbeda dengan umat Islam lainnya bisa diredam dan dihentikan. Arahnya jelas, isu-isu seperti ini untuk memecah belah umat Islam dan membuat suasana di Indonesia tidak kondusif.  Kesalahan persepsi mengenai Iran inilah yang secara intens harus terus diluruskan.” Jelasnya.

“Saya sudah membaca habis buku Syiah Menurut Syiah yang diberikan ABI, ormas Syiah di Indonesia. Dan apresiasi saya positif, bahwa Syiah juga bagian dari umat Islam. Perbedaan yang ada tentu bukan untuk dipertengkarkan dan diperselisihkan. Banyak orang yang begitu saja tiba-tiba apriori dan saling memusuhi satu sama lain. Itu karena tidak ada upaya untuk saling kenal mengenal sebelumnya.” tutupnya.

Dibagian akhir acara, Kepala KBRI-Tehran mendapat bingkisan buku dari ketua umum HPI-Iran, “70 Tahun Indonesia Merdeka, Mengurai Persoalan Bangsa, Sebuah Agenda Penyelamatan” yang ditulis Tim Penulis ABI, yang dibalas dengan bingkisan buku dari pihak KBRI Teheran “Iran, Lovely People”sebuah buku fotografi karya Dian Wirengjurit untuk HPI-Iran.

Acara yang dihadiri 200an WNI di Qom tersebut, diakhiri dengan acara makan malam bersama. Pihak KBRI-Tehran juga membagikan pin bendera Indonesia-Iran kepada semua WNI yang hadir dalam pertemuan tersebut.

 


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Naa Lho.. Hadis Palsu dan Lemah dalam Shahih Bukhari
Banyak Informasi Negatif mengenai Iran yang Ternyata Fitnah Belaka
Hikmah Pelarangan Musik
Membongkar Kebohongan Panjimas.com
Apakah hakikat ruh berdasarkan hadis-hadis Islam dan mengapa hal ini tidak diutarakan ...
Agama Kristen dalam Neraca [1]
Sebagaimana dalam al-Quran dianjurkan kepada orang-orang kaya untuk memberikan pinjaman, ...
Orangtua yang Durhaka
Pembatal-Pembatal Puasa (Bagian Terakhir)
Hukum Istimna

 
user comment